Showing posts with label Management. Show all posts
Showing posts with label Management. Show all posts

Sunday, June 1, 2014

Pengertian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif


  1. A.     Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada memahami fenomena atau gejala sosial tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian guna memperoleh pemahaman yang mendalam yang selanjutnya menghasilkan sebuah teori.
Pada dasarnya inti penelitian kualitatif terletak pada upaya penelusuran dan penyusunan teori baru – lebih dari sekedar menguji, atau mengkonfirmasikan, atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah hendaknya tetap obyektif dan sebisa mungkin meminimalkan pendapat subjektif peneliti.
Metode pengumpulan data yang biasa dipakai dalam pendekatan kualitatif adalah wawancara, observasi, dan etnografi. Dengan syarat atau kriteria yang harus dipenuhi yaitu harus Akurat, Relevan dan UP TO DATE (Terkini).
Ciri-ciri penelitian kualitatif :
ü  Bersifat deskriptif
ü  Berorientasi pada eksplorasi
ü  Menggunakan logika induktif
ü  Menghasilkan teori baru
ü  Natural inquiry
  1. B.      Pendekatan kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik.
Tahapan analisa data dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif :
ü  Pengumpulan data
ü  Verifikasi data
ü  Pengelompokan data – pengisian tabel
ü  Cek konsistensi data antar tabel
ü  Analisis masing-masing tabel
ü  Pengujian hipotesis
ü  Penarikan kesimpulan
Metode statistika yang digunakan dalam analisa data penelitian kuantitatif :
ü  Distibusi frekuensi
ü  Cross-Tabulationst
ü  Korelasi
ü  Regresi
ü  Uji t (t-test)
ü  Uji f (f-test)
ü  Uji z (z-test)
ü  Analisis validitas
ü  Analisis reliabilitas
Ciri penelitian kuantitatif
ü  Menggunakan logika deduktif
ü  Didasarkan pada perhitungan statistik
ü  Berlandaskan filsafat positivisme
ü  Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
ü  Menguji hipotesis
Perbedaan utama antara penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah tentang aksioma, proses penelitian dan karakteristik penelitian itu sendiri.
Selain dua pendekatan diatas terdapat juga pendekatan campuran yang sering disebut mix method. Mix method merupakan penelitian dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan menggunakan pendekatan atau metode kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal atau program penyelidikan.
  1. C.      Kuesioner
Salah satu instrumen penelitian yang biasa digunakan dalam pengumpulan data primer adalah kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan pada seorang responden untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti. Kuesioner bisa bersifat tertutup maupun terbuka. Kuesioner yang bersifat tertutup dibuat jika peneliti telah menemukan berbagai alternatif jawaban yang tepat dan sesuai dengan penelitiannya. Responden hanya tinggal memilih opsi-opsi jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang bersifat terbuka disusun karena peneliti ingin mengetahui pendapat responden secara langsung mengenai pertanyaan yang diajukan.
Penyelenggaraan kuesioner terbagi dua yaitu pengisian secara langsung oleh responden dan pengisian dengan media perantara seperti email, telpon, surat, dll.
Langkah-langkah dalam mengembangkan dan merancang kuesioner :
ü  Mendefinisikan Tujuan survei
ü  Menentukan Grup Sampling
ü  Menyusun Kuesioner
ü  Penyelenggara Kuesioner
ü  Interpretasi Hasil
Untuk penelitian kualitatif maka jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan terbuka. Untuk penelitian kuantitatif lebih disarankan menggunakan banyak pertanyaan-pertanyaan tertutup, atau bisa gabungan terbuka dan tertutup.
Dalam menyusun pertanyaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
ü  Pertanyaan sensitif dan pertanyaan model jawaban terbuka sebaiknya ditempatkan di bagian akhir kuesioner.
ü  Pertanyaan-pertanyaan yang mudah sebaiknya ditempatkan pada bagian awal kuesioner.
ü  Susunlah pertanyaan sesuai dengan susunan yang logis, runtut, dan tidak meloncat-loncat dari tema satu ke tema yang lain.
ü  Gunakan pertanyaan secara singkat dan jelas, tidak bertele-tele.
ü  Perhatikan jenis pertanyaan yang akan digunakan.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner :
ü  Kata pengantar dalam kuesioner banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan kuesioner tersebut. Kata-kata yang digunakan juga sangat mempengaruhi responden dalam menjawabnya.
ü  Disarankan menggunakan kata-kata yang sopan, wajar, menghormat, dan jangan terlalu panjang. Misalnya, beberapa kalimat pengantar, tujuan, dan ucapan terima kasih atas kesediaan responden untuk menjawab.
ü  Penampilan dalam kuisioner walaupun tidak menunjang penelitian secara langsung tetapi penting untuk diperhatikan agar bisa menarik minat responden untuk menjawab pertanyaan di dalam kuisioner
ü  Penampilan kuisioner yang tertata rapi, dengan struktur pertanyaan yg baik akan membuat responden mudah untuk menjawab
ü  Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, sebaiknya diujicobakan lebih dahulu kepada sejumlah kecil responden. Ini gunanya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur dimaksud.
Untuk kuesioner pada penelitian kualitatif dibangun dengan memperhatikan 3 hal penting yaitu tema, topik, dan hal yang ingin diketahui. Untuk mendapatkan hasil yang baik mengenai apa yang ingin peneliti ketahui maka yang harus dilakukan adalah menganalisa sistem yang ada dan melihat aktifitas di dalamnya kemudian akan mucul perilaku-perilaku apa saja yang dihasilkan ketika sistem tersebut dijalankan. Untuk membatu peneliti mengetahui hasil yang dirasakan dari berjalannya sistem tersebut bisa dilakukan Focus Group Discussion (FGD) kepada semua pihak yang terkait.
Read More..

Pengertian metode, teknik, instrumen dan analisa penelitian?

1.     Apa itu metode, teknik, instrumen dan analisa penelitian?
metode dapat diartikan sebagai cara berpikir, sedangkan teknik diartikan sebagai cara melaksanakan hasil berpikir.
Instrumen:
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan
Analisa penelitian : (zainal hasibuan)
Proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema, dan dapat mrumuskan hipotesis kerja seperti yg disarankan oleh data

2.     Macam-macam metode penelitian?
-      Penelitian kuantitatif
-      Penelitian kualitatif

  • Instrumen
  • Wawancara
Salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam melakukan penelitian sosial adalah metode survei. Metode survei merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang tepat. Metode survai merupakan salah satu bentuk penelitian yang melibatkan manusia untuk memperoleh informasi. Untuk itu maka perlu disusun satu instrumen penelitian yaitu kuesioner (daftar pertanyaan) dan pedoman wawancara (interview guide).
  • Kuesioner

3.     Bagaimanana membangun instrumen penelitian?
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu:
  • Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
  • Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
  • Mencari indikator dari setiap dimensi.
  • Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
  • Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
  • Petunjuk pengisian instrumen.

4.     Bagaimana mengembangkan wawancara?
  • Wawancara seleksi (screening interview) yaitu wawancara yang dilakukan untuk memilih orang atau kandidat yang paling qualified untuk masuk ke tahap seleksi selanjutnya.
  • Wawancara dengan menggunakan media elektronik seperti audio tape atau telepon (telephone interview) yaitu wawancara yang langsung dilakukan dengan menggunakan media telepon. Wawancara ini biasanya dilakukan bila masih ada hal yang ingin ditanyakan langsung pada pihak responden.
  • Wawancara kelompok (Panel or Group Interview) yaitu wawancara yang dilakukan pada dua atau lebih pewawancara sekaligus pada waktu yang sama.
Kelompok 5
Stella Lie [682010023] Adrian Wenno [682010010] Mariana Andatu [702010139]
       I.            Apa itu metode, teknik, instrumen dan analisa penelitian ?
  • Metode (method), secara harfiah berarti cara. jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Teknik diartikan sebagai cara melaksanakan hasil berpikir.
  • Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu
II.            Macam-macam metode penelitian !
Macam-macam metode penelitian menurut Mc. Milan :
1. Pendekatan Kualitatif
a. Metode Etnografis
Metode etnografis ialah metode yang digunakan untuk menginterpretasi budaya, kelompok social dan suatu system masyarakat. Penelitian etnografi bertujuan untuk mendeskripsikan cara berpikir, adat, bahasa, kepercayaan dan prilaku hidup suatu masyarakat. Proses penelitian ini biasanya dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, dengan bentuk observasi dan wawancara alamiah dengan partisipan serta mengumpulkan dokumen atau benda-benda (artifak). Hasil akhir penelitian ini biasanya sangat komprehensif dan menggambarkan kompleksitas suatu kehidupan. Contoh penelitian dalam pendidikan : ” Pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi”.
b. Metode Historis
Historis / Sejarah ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan. Metode Historis ialah metode yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan , menilai, memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan dan dalam hubungan hipotesis tertentu .
Ciri khas penelitian historis ialah periode waktu : kegiatan, peristiwa, karakteristik, dan nilai-nilai dikaji dalam konteks waktu. Contoh penelitian ini misalnya : ” Manajemen Pembuatan Kurikulum Berbasis Kompetensi “
c. Metode Fenomenologis
Metode Fenomenologis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang mencari arti dari pengalaman kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini ialah menemukan makna dari hal-hal yang esensi atau mendasar dari suatu pengalaman.Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dari partisipan.Hasil studi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pembaca tentang penghayatan kehidupan oranglain.
d. Metode Studi Kasus
Metode Studi Kasus ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan system”, baik itu berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat ataupun waktu. Penelitian ini diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Suatu kasus tidak dapat mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi.Keismpulan sudi kasus hanya berlaku bagi kasus yang diteliti. Karena tiap kasus bersifat unik dan memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Studi kasus memiliki beberapa kelemahan,antara lain:
1. Sulit dibuat inferensi kepada populasi
2. Mudah dipengaruhi pandangan subjektif
Adapun keunggulan studi kasus ini ialah:
1. Dapat memberi hipotesis untuk penelitian lanjutan
2. Mendukung studi-studi besar dikemudian hari
3. Dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi
e. Metode Teori Dasar
Metode Teori Dasar ialah merode yang digunakan dalam penelitian dasar yang diarahkan pada penemuan atau penguatan suatu teori. Penelitian teori dasar harus melalui beberapa langkah penelitian, antaralain:
1. Peneliti memiliki gambaran sifat-sifat realitas empiris
2. Permulaan penelitian dimulai dengan pernyataan dasar mengenai dunia empiris yang dimasuki lapangan
3. Peneliti harus menetapkan data apa yang akan diambil
4. Peneliti harus melakukan ekplorasi
5. Peneliti harus mampu melakukan inspeksi
6. Peneliti harus mampu menganalisa dan melakukan rekonstrsuksi penemuan untuk bangunan hipotesis barunya.
f. Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bebrsifat subjective. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras ,suku bangsa,jenis kelamin, dll. Peneliti feminis memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi social dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antaralain:
1. Peneltian kritis tidak bersifat deskrit.
2. Penelitian kritis menggunakan pendekatan studi kasus
2. Pendekatan Kuantitatif
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yanga ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain. Tujuan metode deskriptif ini ialah:
1.Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala.
2.Mengidentifikasi masalah dan memeriksa praktik yang berlaku.
3.Menetapkan keputusan apabila oranglain menghadapi situasi yang sama
Syarat penelitian deskriptif:
1.Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus mencari,bukan menguji.
2.Peneliti harus memiliki kekuatan integrative.
3.Peneliti tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variable
Contoh penelitian :” Kecerdasan Emosi Siswa SMA 1 Kab.Pelalawan Riau
b. Metode Komparatif
Metode Komparatif ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistic untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
c. Metode Korelasional
Metode Korelasional ialah metode yang mencari hubungan atau korelasi diantara variable-variabel yang dicari.. Korelasi antara dua variable atau lebih dapat berupa, sebaaai berikut
1. Korelasi Positif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable meningkat, maka variable lain cenderung meningkat pula, atau sebaliknya bila salah satu variable turun, maka variable yang lain cenderung turun.
2. Korelasi Negatif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable meningkat, maka variable yang lain akan cenderung menurun, begitu pula sebaliknya.
3. Tidak ada Korelasi, yaitu kedua variable tidak menunjukkan adanya hubungn antara keduanya.
4. Korelasi sempurna, yaitu korelasi dimana kenaikan dan penurunan variable yang satu berbanding seimbang dengan yang lain.
Tujuan metode korelasional ini ialah untuk meneliti sejauh mana variable pada satu factor berkaitan dengan factor lainnya. Metode ini digunakan untuk:
1. Mengukur hubungan antar variable
2. Meramalkan variable tak bebas dari pengetahuan kita tentang variable bebas
3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental
d. Metode Survey
Metode Survey ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam populasi besar atau kecil. Proses penelitian survey merupakan suatu fenomena social dalam bidang pendidikan yang menarik perhatian peneliti. Penelitian survey menggambarkan proses transformasi komponen informasi ilmiah,
f. Metode Ekpos Fakto
Metode Ekpos Fakto ialah metode yang digunakan dalama penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu. Umpamanya : peningkatan pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil menyebabkan kesehatan bayi meningkat. Penelitian ekpos fakto ini dapat dilakukan dengan baik bila dengan menggunakan kelompok pembanding.
g. Metode Tindakan
Metode Tindakan ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan pada pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. Contohnya guru mengadakan pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang ada dalam kelas.
III.            Bagaimana membangun instrumen penelitian ?
1. Lakukan pengkajian literatur sebanyak mungkin terkait dengan variabel atau masalah
yang ingin anda teliti.
2. Dari sekian banyak teori yang ada dalam literatur yang anda baca itu, tidak semuanya
dipasang dalam landasan teori, tetapi teori yang mana yang menurut anda lebih sesuai
untuk anda gunakan dalam penelitian anda (untuk penelitian kuantitatif), tetapi kalau
penelitian kualitatif, teori-teori yang anda baca ini hanya sebagai pengarah saja,
karena kita tidak bertujuan untuk menguji teori yang ada, namun lebih cenderung
bertujuan untuk melahirkan teori baru yang dibangun berdasarkan fakta/data.
3. Dari teori-teori yang anda peroleh melalui kajian literatur tersebut, di dalamnya pasti
menyangkut unsur atau elemen atau dimensi-dimensi yang membangun teori tersebut,
misalnya teori kinerja guru. Kinerja Guru ini memiliki dimensi-dimensi yang
membangunnya seperti :
(a) kualitas kerja,
(b) kecepatan dan ketepatan,
(c) inisiatif,
(d) kemampuan, dan
(e) komunikasi. (penulis mengacu kepada teorinya Mitchell
(1978). dan pastikan bahwa anda juga melakukan hal ini dengan baik. sekali lagi pilih
salah satu teori yang menurut anda dapat mendukung penelitian anda.
4. Jabarkan dimensi-dimensi tersebut ke dalam sub dimensi atau indikator-indikator
(penunjuk).
5. Setelah itu buatlah pertanyaan untuk masing-masing indicator
6. Lakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap tes atau kuesioner yang sudah anda
buat pada point 5.
7. Validitas adalah kemampuan alat ukur (instrumen) untuk mengukur apa yang hendak
diukur dalam hal ini kinerja guru, sedangkan reliabilitas adalah keajegan, ketetapan,
alat ukur bila digunakan untuk mengukur hal yang sama pada kondisi atau tempat
yang berbeda.
8. Dari point 6, anda akan tahu mana soal yang baik dan tidak baik, soal-soal yang baik
inilah yang akan anda gunakan sebagai instrumen dalam penelitian anda.
IV.            Bagaimana mengembangkan wawancara ?
Wawancara terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama meliputi perkenalan, memberikan gambaran singkat proses wawancara dan membangun hubungan saling percaya. Tahap kedua merupakan tahap yang terpenting dengan diperolehnya data yang berguna. Tahap akhir adalah ikhtisar dari respon partisipan dan memungkinkan konfirmasi atau adanya informasi tambahan. Namun untuk lebih dikembangkan, Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara, misalnya mewawancarai pengalaman ayah selama prosedur seksio sesarea perlu dilakukan dalam 48 jam setelah persalinan dan kemudian antara satu hingga dua bulan berikutnya.
Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua alasan utama. Pertama adalah pendekatan pengetahuan temporal. Istilah temporal maksudnya adalah istilah filosofis yang mendefinisikan bagaimana situasi dan pengetahuan orang saat itu dipengaruhi oleh pengalamannya dan bagaimana situasi saat itu akan menentukan masa depannya. Alasan kedua melakukan wawancara lebih dari satu kali adalah untuk memenuhi kriteria rigor (ketepatan/ketelitian). Selain itu juga memungkinkan peneliti mengkonfirmasi atau mengklarifikasi informasi yang ditemukan pada wawancara pertama. Melalui pertemuan ini hubungan saling percaya dengan partisipan semakin meningkat sehingga memungkinkan peneliti menyingkap pengalaman atau perasaan partisipan yang lebih pribadi.

V.            Bagaimana mengembangkan dan merancang kuisioner ?
Dalam pembuatan kuesioner ini, terlebih dahulu perlu diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum disebarkan pada responden. Hal ini berguna untuk melihat apakah ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti oleh responden. Bila responden mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan maka kuesioner tersebut bisa langsung digunakan pada penelitian yang sebenarnya. Disamping itu juga perlu diperhatikan penyusunan format pertanyaan serta model jawaban yang diberikan,karena keduanya akan sangat menentukan kualitas dan ketepatan jawaban responden.
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan secara singkat apa yang dimaksud validitas dan reliabilitas. Suatu kuesioner dikatakan valid (sahih) jika kuesioner itu mampu mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Kuesioner yang terandal (reliable) merupakan kuesioner yang secara konsisten bisa menangkap jawaban responden. Artinya jika saat ini diukur dan ternyata tingkat kepuasan responden rendah, maka dengan kuesioner yang sama dan kondisi yang tidak berubah seharusnya jika dilakukan pengukuran sekali lagi maka hasil yang diperoleh tidak berubah.
Beberapa jenis kuesioner berdasarkan cara pengumpulan data adalah mail questionaire (melalui surat), self-administered questionnaire (responden mengisi sendiri kuesioner tersebut), interview (wawancara), group administered-questionaire. Desain dari setiap kuesioner akan bergantung dengan cara pengambilan. Jika digunakan wawancara, mungkin pertanyaan yang ada tidak terlalu rinci dan diperhatikan tata bahasanya karena itu akan ditutupi dengan kemampuan pewawancara menggali informasi dari responden. Namun jika melalui surat atau self administered, maka upayakan pertanyaan yang ada sejelas mungkin tentang informasi apa yang harus dibuat.
Secara psikologis urutan pertanyaan dalam kuesioner, kuesioner akan lebih baik jika dibuat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum dan bukan pertanyaan yang bersifat pribadi atau personal seperti jumlah pendapatan per bulan, umur, dan lain sebagainya. Apabila kita bertanya dengan menggunakan kuesioner dapat dikatakan bahwa kita baru saja berkenalan dengan seseorang. Orang yang baru pertma kita kenal akan merahasiakan hal-hal pribadi sebelum kedua belah pihak saling mengenal dengan baik. Pada bagian perkenalan sangat disarankan untuk menyediakan ruang untuk beberapa kalimat yang menjelaskan maksud melakukan penelitian tersebut, siapa yang mendanai penelitian dan apa kegunaan utama dari penelitian ini, khususnya bagi responden. Kalimat ini akan mencairkan ketegangan yang ada pada responden pada awal pengisian.
VI.            Jelaskan pendekatan kuantitatif dalam penelitian !
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study. (Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), hlm. 159.)
Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah.Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.
Jadi yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang, perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.
VII.    Jelaskan pendekatan kuantitatif dalam penelitian !
Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,rumus dan kepastian data numerik.
Pada pendekatan kuantitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah melalui uji teoritik, membangun atau menyusun fakta dan data, deskripsi statistik, kejelasan hubungan dan prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan aksioma, rumus, dan soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara langsung.
SUMBER :
-          BUKU METODE PENELITIAN PADA BIDANG IKOM & TI (ZAINAL A HASIBUAN)
Read More..

Pengertian Perumusan Masalah?

1. Masalah
Apa itu masalah?
Menurut Agung Wijaya, Masalah merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang antara harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada. Pendapat lain dari Istijanto, masalah merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman jenis informasi yang nantinya akan dicari.
Jadi kelompok kami menyimpulakan bahwa masalah adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan. Disebut masalah jika suatu yang  diharapkan berbeda dengan kenyataan.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk mentransformasikan topik ke dalam sesuatu yang bisa dikelola (manageable) dalam artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-batasan sumber daya yang ada. Dalam melakukan penelitian kita harus benar-benar memahami permasalahan yang akan dibahas. Apa yang menjadi latar belakang munculnya masalah tersebut perlu kita ketahui terlebih dahulu.
3. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah adalah batasan-batasan dalam pembahasan suatu masalah. Hal yang membatasi ruang lingkup suatu masalah dapat diliat dari waktu, biaya, kemampuan, dan minat peneliti berdasarkan tingkat kepentingan masalah yang diteliti.
4. Menetapkan Research Question
Rumusan masalah dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui kegiatan penelitian. Perumusan masalah penelitian harus didasarkan pada topik permasalahan yang telah diidentifikasi pada bagian latar belakang masalah dan bagian pembatasan masalah.
Menurut Punch (2005) memberi landasan untuk penyusunan research question yang baik adalah clear (mudah dipahami dan tidak ambigu), spesifik(konsep-konsepnya tepat), answerable (dapat dijawab dengan data termasuk cara data dikumpulkan), interconnected (saling berkaitan dan dapat ditangkap maknanya serta substantively relevant (ada nilai guna dan layak dihargai bila penelitian dilakukan nantinya). Sementara menurut (Hulley & Cumming dlm Design Clinical Reseach) syarat masalah dapat diteliti adalah Fisible yaitu mampu melaksanakan masalah dan trend, Interesty: masalah tersebut menantang secara intelektual, New value: member nilai baru terkait dengan keaslian penelitian, Etis: tidak bertentangan dengan etika serta Relevant: cukup layak untuk diteliti.
5. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja.
Pada bagian ini dikemukakan :
  1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas
  2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
  3. Manfaat praktis hasil bahasan.
  4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan.
  1. Mengidentifikasi Tujuan
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan masalah. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil penelitian.
6. Langkah-langkah Merumuskan Masalah
Menurut hasibuan, Ada beberapa cara untuk merumuskan masalah:
  1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan (research question) yang berfokus pada dependent variable atau pada apa yang akan diteliti.
  2. Rumusan hendaknya jelas dan padat
  3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
  4. Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesa
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya dan dari rumusanmasalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Kondisi-kondisi yangdilakukan saat membuat rumusan masalah, yaitu:
  1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
  2. Rumusan hendaknya jelas dan padat.
  3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
  4. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
  5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang terlaluumum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentatif serta variabel-variabel penting dalam perumusan masalah harus diperhatikan. Masalah-masalah ilmiah tidak bolehmerupakan pertanyaan etika atau moral maupun tentang nilai dan value judgement karena pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secaa ilmiah.. Untuk menghindarkan haltersebut, maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”, atau perkataan- perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Sebaiknya jangan pula menggunakan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan “ metode sampling ” atau “pengukuran” dan lain-laindalam memformulasikan masalah.Ada dua cara untuk memformulasikan masalah, cara yang pertama dengan menurunkanmasalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara yang kedua yaitu dari observasi langsung di lapangan seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahlisosiologi. Jika masalah diperoleh di lapangan , maka sebaiknya juga menghubungan masalahtersebut dengan teori-teori yang telah ada sebelum masalah tersebut diformulasikan, karena adakalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan adapat membentuk suatu teori. Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:
  1. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuuji secara empiris.
  2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah masalah.
  3. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
  4. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalahtersebut sukar deperoleh.
  5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.
Daftar Pustaka

Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi:Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Read More..

Jenis - Jenis Penelitian

JENIS PENELITIAN

Ada banyak jenis masalah dalam pendidikan jasmani dan olahraga , dan setiap jenis masalah memerlukan cara pemecahan yang mungkin saja berbeda. Dari perspektif tujuan, penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian dasar (pure research), yang berorientasi pada penjelasan suatu fenomena, kaidah, model, atau postulat yang mendukung pengembangan teori, atau sebagai penelitian terapan (applied research) yang berorientasi pada kepentingan praktik dilapangan, seperti ,kebijakan dan pengembangan produk. Dari perspektif metodologis, penelitian dapat dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu : kuantitaif, kualitatitif , dan kombinasi antara kuantitaif dan kualitatif 
Berikut akan diuraikan jenis-jenis penelitian yang lazim digunakan dalam konteks Pendidikan Jasmani dan olahraga.

1. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel. Salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment) yang dikenakan kepada subjek atau objek penelitian.
Dalam penelitian eksperimen, seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel terikat benar-benar disebabkan adanya manipulasi pada variabel bebas. Hal inilah yang kemudian disebut validitas internal. Dalam kaitan ini, mekanisme kontrol menjadi sesuatu yang sangat penting. 

Untuk mendapatkan validitas internal memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Kesamaan perlakuan (equalization of treatment). Artinya, subjek dalam satu kelompok harus mendapat perlakuan sama dan sejauh mungkin dihindari subjek melakukan sesuatu yang mengganggu kesamaan perlakuan.
2. Peniruan perlakuan (imitation of treatment). Perlu dihindari kelompok kontrol meniru apa yang dilakukan oleh kelompok eksperimen. 
3. Adanya peristiwa tertentu (history). Eksperimen biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu , dan terkadang cukup panjang.
4. Kematangan (maturation). Seorang peneliti harus bisa memastikan bahwa andai terjadi perubahan pada variabel terikat, buka semata karena faktor kematangan, melainkan karena perlakuan yang diberikan.
5. Pretest (pretesting). Ketika seorang peneliti memilih desain yang didalamnya harus melakukan pretest-postest, maka peneliti tentu akan melakukan pretest.
6. Pengaruh instrument ( instrumentation). Instrument merupakan faktor penting dalam pengumpulan data. Karena itu, instrument perlu dikalibrasi guna memperoleh akurasi dan presisi yang optimal.
7. Pemilihan subjek yang bias (selection bias). Hal ini terjadi ketika randomisasi tidak bisa dilakukan sehingga kesetaraan antar kelompok tidak terwujud.
8. Keluar dari perlakuan (mortality). Ada kemungkinan karena bentuk perlakuan yang memberatkan atau bahkan membosankan, subjek akan memutuskan keluar dari kegiatan penelitian.
9. Pelemahan semangat (demoralization). Pembedaan yang menonjol, misalnya antara kelompok eksperimen dan kontrol, akan berkaitan dengan harga diri individu.
10. Imbangan persaingan (compensatory rivalry). Kondisi ini berkebalikan dengan demoralization.

2. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Secara umum, langakah-langkah penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan masalah
2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data
4. Menentukan sampel
5. Mengumpulkan data
6. Menganalisis data
7. Menyusun laporan penelitian

3. Penelitian Survei


Adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Ada empat ciri utama penelitian survei, yakni:
1. Menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama
2. Subjek penelitian dalam jumlah besar
3. Tidak memberikan perlakuan
4. Menggunakan logika deduktif sebagai kerangka berpikir

Pada dasarnya ada kemiripan antara penelitian deskriptif dengan penelitian survei, bedanya, dalam penelitian survei peneliti dimungkinkan untuk melakukan pengujian hipotesis. Artinya tidak sekedar menggambarkan fenomena tertentu sebagaimana pada penelitian deskriptif. Secara umum, langkah-langkah penelitian survei adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sampel atau responden
3. Menyusun kuesioner sebagai alat pengumpul data
4. Uji coba kuesioner untuk memastikan validitas dan reabilitasnya
5. Memberikan kuesioner kepada responden
6. Menganalisis data hasil survei
7. Melaporkan hasil

4.penelitian korelasional

Adalah suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut. Penelitian korelasional mendasarkan diri pada logika deduktif, yaitu dimulai dengan menggunakan sebuah teori sebagai dasar dan diakhiri dengan analisi data hasil. Teknik pengumpulan datanya bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan tes.
Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
1. Menetukan masalah
2. Menentukan sampel
3. Menyusun atau memilih instrumen pengumpul data
4. Mengumpulkan data
5. Analisis dan interpretasi data
6. Menyusun laporan

5.Penelitian Perbandingan (comparative research)
Adalah suatu penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan variabel atau ukuran-ukuran tertentu.

6.Penelitian Evaluatif
Adalah suatu penelitian yang menggunakan prosedur evaluasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Prosedur evaluasi memiliki dua kegiatan yang pokok, yakni pengukuran dan membandingkan hasil pengukuran dengan standar tertentu. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan apakah suatu program layak atau tidak, relevan atau tidak, efektif atau tidak. Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian evaluasi dapat dipaparka sebagai berikut:
1. Penegasan mengapa penelitian evaluasi dilakukan
2. Memilih model evaluasi yang sesuai
3. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dengan penelitian
4. Penentuan aspek yang akan dievaluasi
5. Menyusun instrumen evaluasi
6. Pengumpulan dan analisi data
7. Pelaporan hasil evaluasi
7.Penelitian Pengembangan
Adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Istilah produk bisa berarti perangkat keras (hardware) seperti alat pelontar bola, modul, instrumen, alat bantu pembelajaran atau perangkat lunak (software) seperti model pembelajaran interaktif, model bimbingan dan sebagainya.
8.Penelitian Kualitatif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ada dua yang pokok, yaitu pengamatan dan wawancara. Pengamatan adalah memperhatikan objek secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. Sementara itu, wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dipilih apabila peneliti ingin memperoleh informasi kepada individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Wawancara terdiri dari wawancara bebas, wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar.
Untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian kualitatif, biasanya seorang penelitian kualitatif menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Triangulasi (triangulation) adalah mencari keabsahan data dengan melakukan pemeriksaan silang, baik melalui metode atau sumber data lain
2. Diskusi dengan teman sejawat (perdebreafing)
3. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement).
4. Pengecekan anggota (member check)

9.Penelitian Kaji Tindak (action research)
Penelitian kaji tindak, yang pada tataran tertentu juga sering disebut penelitian tindakan kelas (PTK), adalah proses penelitian bersiklus yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Ciri utama PTK adalah memperbaiki praktek PBM dari dalam secara berkelanjutan.
Masalah penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di dalam kelas, guru tidak akan lepas dari permasalahan yang timbuk dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul bisa sederhana, tapi juga bisa kompleksyang merupakan masalah yang dihadapi para siswa, ataupun yang secara umum dialami oleh para guru. Terkait dengan hal itu, langkah awal yang harus dilalui oleh peneliti dalam PTK ialah melakukan identifikasi dan membuat formulasi masalah yang memungkinkan diteliti melalui penelitian tindakan. Kedudukan perumusan formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya.

Rencana Tindakan
Berdasarkan yang telah dipilih, disusun rencana berupa skenario tindakan atau aksi untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan atau perubahan kearah yang lebih baik dari praktek pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal atau memuaskan.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana tindakan dirumuskan, peneliti melaksanakan rencana tindakan tersebut kedalam situasi yang riil. Artinya, terdapat interaksi komunikasi antar guru-siswa dan antar siswa dalam suasana pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan tindakan merupakan bagian pokok dalam PTK.
Observasi
Observasi dilakukan segera setelah kegiatan dimulai (on going process). Tujuan observasi adalah untuk mengikuti proses perubahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dimana tindakan yang dirancang dilaksanakan, serta perubahan atau hasil dampak dari adanya tindakan yang dilakukan guru.
Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dilakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan evaluasi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Hasil observasi dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan dipergunakan secara prosedur, proses serta hasil tindakan. Setelah itu, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur, apakah proses seperti yang dibayangkan dalam skenario, dan apakah hasilnya sudah memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Jika ternyata belum memuaskan dikarenakan suatu hal, maka perlu ada perancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun kembali skenario baru.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancanga n tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Dalam sebuah desain penelitian biasanya dijelaskan bagaimana data atau informasi dikumpulkan, mekanisme kontrol dilakukan, dan upaya peningkatan validitas penelitian.
Desain Eksperimen
Dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Penempatan subjek secara acak
2. Adanya perlakuan
3. Adanya mekanisme kontrol
4. Adanya ukuran keberhasilan
Ada tidaknya keempat prinsip tersebut akan sangat menentukan kualitas eksperimen yang dilakukan. Dengan dasar tersebut, desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni praeksperimen, eksperimen murni dan eksperimen semu.
Desain Praeksperimen (preexperimental design)
Desain yang masuk kategori ini dianggap lemah atau weak design karena sedikit atau bahkan ketiadaan kontrol yang dilakukan. Ketika kontrol tidak dapat dilakukan, maka ancaman terhadap validitas internal dan validitas eksternal tampak nyata, yang kemudian berujung pada kredibiltas penelitian. Karena itu, meski desain ini ada, disarankan untuk tidak digunakan.
1. The One Shot Case Study
2. One Group Pretest-Posttest Design
3. Static Group Comparison Design
Desain Eksperimen Murni (true experimental design)
Desain ini disebut eksperimen murni karena mekanisme kontrol dilakukan relatif memadai, terutama penempatan subjek secara random. Dengan penempatan subjek secara random maka, diasumsikan ada kesetaraan awaln setiap kelompok.
4. Randomized Control Group Posttest Only Design
5. Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
6. Randomized Solomon Four Group Design
7. Factorial Design
Desain Eksperimen Semu (quasi experimental design)
8. Matching-Only Design
9. Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
10. Times Series Design
11. Repeted-Treatment Design
12. Single Subject Design
Desain Non-Eksperimen
Prinsip dasar penelitian non eksperimen pada dasarnya berbeda dengan penelitian eksperimen. Ini terjadi karena pada penelitian non eksperimen lebih menekankan pada validitas eksternal. Sementara pada penelitian eksperimen lebih menekankan pada validitas internal. Pada penelitian non eksperimen, desain penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu: desain komparatif dan korelasional.
1. Desain komparatif
Pada desain komparatif, penelitian diarahkan untuk membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok lainnya.
2. Desain korelasional
Jika dalam desain komparatif tujuannya adalah membandingkan dua variabel atau lebih, maka dalam desain korelasional tujuannya adalah menghubungkan dua variabel atau lebih.
Model Hubungan Antar Variabel
Desain penelitian korelasional juga dapat ditunjukkan dengan model hubungan antar variabel. Terdapat tiga model hubungan antar variabel, yaitu:
1. Hubungan Sebab Akibat
Terjadi jika variabel yang satu menjadi penyebab variabel yang lain. Atau dengan kata lain, dalam model hubungan tersebut ada variabel yang menjadi penyebab dan ada variabel akibat.
2. Hubungan Timbal Balik
Terjadi manakala suatu variabel menjadi penyebab sekaligus akibat dari variabel yang lain.
3. Hubungan Simetris
Terjadi jika dua variabel atau lebih berhubungan, tetapi bukan dalam bentuk sebab akibat maupun timbal balik.
Read More..
Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.