Pemahaman
anda (cara anda memandang dan mengerti akan segala sesuatu) adalah
garis pembatas yang membentuk sebuah pigura di mana anda berada di
dalamnya. Ruangan yang diluar garis pembatas tersebut adalah dunia dan
isinya. Bagaimana anda memahami segala sesuatu tergantung sepenuhnya
dengan ukuran pigura tersebut dibuat. Keterbatasan yang anda pahami
sebagai takdir atau bukan takdir pada prakteknya lebih mengisyaratkan
adanya keterbatasan anda memahami sesuatu yang anda ciptakan sendiri.
Ketika pemahaman menyeluruh sudah anda dapatkan, maka secara otomatis
keterbatasan tersebut hilang. Tentu keterbatasan yang dimaksud adalah
keterbatasan dalam konteks kemanusiaan-duniawi. Ketika pemahaman sudah
anda miliki, maka tugas anda adalah menentukan pilihan, bukan
ditentukan.
Memahami
bagaimana dunia dan isinya ini bekerja memiliki implikasi langsung pada
situasi konkrit tertentu di dalam hidup anda, terutama berhubungan
dengan kemajuan dan kemunduran atau kesuksesan dan kegagalan. Oleh
karena itu pemahaman perlu disempurnakan atau didinamiskan menurut
perkembangan situasi yang anda hadapi. Kuncinya adalah menerima
perubahan dunia dari satu titik ke titik berikutnya sebagai materi untuk
mengembangkan diri alias memperluas ukuran pigura anda.
Alasannya sangat mendasar ketika pemahaman anda tentang obyek kehidupan ini stagnant sementara realitas eksternal dinamis maka pemahaman anda mandul alias tidak bekerja menciptakan kemajuan melainkan jalan di tempat. Dari sinilah awal dari semua yang anda namakan problem, yaitu ketika pemahaman konseptual tidak lagi sejalan dengan realitas eksternal. Gap tersebut
menciptakan sikap yang membenarkan kenyataan secara pasif atau sikap
menyatakan kebenaran yang bertentangan dengan kebenaran lain.
Dalam
rangka menciptakan pemahaman yang sinergis dengan perkembangan
situasi, maka terlebih dahulu anda perlu memahami dari mana pemahaman
hidup anda diciptakan. Dengan mengetahui sumber-sumber pemahaman dan
memahami bagaimana cara kerjanya, maka jalan untuk mengauditnya akan
terbuka lebar. Berikut adalah sebagian dari sumber dominan di mana anda
memperoleh pemahaman hidup dan bagaimana individu dapat
mengaplikasikannya ke dalam situasi konkrit.
1. Hukum Universal
Hukum Universal mengandung kebenaran yang diartikulasikan ke dalam pesan-pesan moral yang sifatnya generally applicable (berlaku umum). Selain
itu, hukum tersebut juga merupakan kebenaran mutlak yang tidak memberi
hak siapa pun untuk mengubahnya. Institusi yang paling banyak
mengungkapkan kebenaran tersebut adalah agama-agama, kepercayaan,
tradisi, atau sebagian dari adat istiadat. Kebenaran mutlak jelas berupa
kebenaran langit dan supaya dapat didistribusikan ke bumi ia
membutuhkan tool atau alat bantu agar bisa menciptakan penafsiran, pemahaman, persepesi, paradigma mental, dan karakter behavioral.
Ketika sudah berbicara tool, pemahaman, interpretasi, atau paradigma, maka hakekatnya tidak berlaku lagi kemutlakan melainkan choice dan consequence (pilihan
dan konsekuensi). Intinya hidup anda bukan dibentuk oleh kemutlakan
tetapi pilihan, meskipun anda memilih meyakini kemutlakannya.
Pertanyaannya, sejauhmana pilihan anda bekerja membentuk kemajuan secara
positif? Jika pilihan anda tidak bekerja membentuk kemajuan positif
tidak berarti kandungan kemutlakan dari kebenaran langit telah
berkurang, tetapi tool anda yang sudah kadaluwarsa sehingga ia bukan software yang memberi support tetapi
virus yang menjadi penghambat. Maka tugas anda adalah mengganti
kelayakan alat bantu yang telah dipilih agar dapat menghasilkan
pemahaman hidup yang produktif atau sinergis dengan situasi hidup
anda.
Lalu, bagaimana memilih tool yang produktif? Tool yang
masih berupa mitos dalam arti menafikan proses-proses ilmiah dan
alamiah yang menjadi ciri khas ilmu dan tehnologi terbukti tidak
memiliki daya ledak tinggi untuk meruntuhkan konstruksi realitas, bahkan
terjadi seakan-akan missing-link dengan realitas. Sehingga misi kebenaran langit yang mestinya untuk memperbaiki manusia justru membelenggunya. Tidak
heran jika terjadi fenomena di mana seseorang menggunakan ajaran agama
saat beribadah tetapi ketika mencari makan ia menggunakan ajaran komunisme atau atheisme. Agama, ajaran moral – dipahami - tidak mendukungnya untuk menjadi kaya.
2. Hukum Personal
Di dalam diri anda sebagai "the person" yang utuh telah diciptakan dua kekuatan yang berlomba merebut posisi kepemimpinan atas kehidupan anda. Kekuatan pertama berupa The Self dan kedua berupa The Ego. The Self adalah kekuatan yang memberi instruksi agar anda memahami diri, menjadi diri dan menjadi master bagi diri anda: "To Know, To become, and To be". Dialah yang menciptakan pemahaman bahwa kehidupan eksternal ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan internal. The Self berbicara tentang sesuatu yang sebenarnya anda kehendaki dan menjadi hak sehingga dalam banyak redaksi doa, The Self adalah permohonan tentang kehidupan surga.
Tidak demikian halnya dengan The Ego.
Kekuatannya berupa instruksi untuk mendorong anda menyerahkan naskah
hidup asli kepada pihak lain dengan kompensasi anda menggunakan naskah
hidup mereka. Kekuatan inilah yang menyuntikkan drug bahwa
kehidupan eksternal tidak dipandu oleh kekuatan internal sehingga pada
gilirannya sang diri hilang, lenyap tanpa kekuatan dan suara. The Ego
adalah bentuk ketergantungan terhadap kekuatan eksternal. Ia adalah
bentuk penghindaran yang sering anda ucapkan dalam doa-doa.
Para ahli mendapatkan temuan bahwa mayoritas dari anda hanya menggunakan kekuatan minimal ketika urusannya berupa 'menginginkan sesuatu' dan baru bisa mengeluarkan secara maksimal ketika 'menghindar dari sesuatu', apalagi jika
konsekuensinya hidup - mati. Dari temuan tersebut disimpulkan bahwa
pembeda antara orang genius dengan orang biasa bukan terletak pada kadar
potensi atau kemampuan yang diturunkan sejak lahir, tetapi bagaimana
menggunakan kemampuan atau potensi tersebut dengan cara-cara tertentu
dan maksimal (William W. Hewitt, 1994, dalam "The Truth About Mind Power").
Contoh nyata individu yang dapat dijadikan contoh
dalam menggunakan potensi secara maksimal dengan cara-caranya yang
khusus adalah Thomas A. Edison. Mungkin anda bertanya-tanya apakah
makhluk seperti Edison atau para avatar lainnya sudah dicetak untuk
berbeda dengan anda? Awalnya adalah sama. Ia tetap memiliki
fluktuasi emosi antara kecewa dengan kegagalan dan bahagia dengan
kesuksesan bahkan mungkin sempat putus asa. Bahkan sekolahnya Edison
dikenal sebagai siswa yang tidak memiliki prestasi gemilang sehingga
akhirnya sang guru bosan merawatnya. Lalu kekuatan apakah yang
terus mendorongnya sehingga rintangan apapun tidak bisa menghambatnya?
Kuncinya adalah menemukan cara bagaimana menggunakan mengeluarkan
kekuatan The Self sebanding dengan kekuatan The Ego. Apa
diraih Edison, tidak mustahil dapat juga diraih oleh anda
seandainya etos kerja atau motivasi anda belajar menggunakan
energi yang anda gunakan untuk bercinta? Jika ini yang terjadi maka
pastilah akan muncul kegigihan yang tidak sanggup dibendung oleh diri
anda sendiri.
Sayangngya dalam kehidupan nyata banyak individu yang lebih didominasi oleh kekuatan The Ego
sehingga diri sendiri bukanlah sesuatu yang menjadi sumber segala
kekuatan melainkan kekuatan eksternal atau dominasi pemahaman yang tidak
produktif. Walhasil ancaman lebih punya peranan dominan ketimbang
keinginan meraih sesuatu. Individu lebih terfokus pada menghindari
kesengsaraan hidup ketimbang meraih kemakmuran; menciptakan kekhawatiran
untuk dipecat ketimbang menciptakan prestasi kerja yang gemilang;
mendewakan tahayul “jangan-jangan†ketimbang keyakinan untuk meraih
kesuksesan, kesehatan, kebahagian, dst.
3. Hukum Lingkungan
Lingkungan
diversikan ke dalam berbagai ungkapan bahasa mulai dari keluarga,
saudara, relasi, persahabatan dan lain-lain di mana masing-masing
memiliki instruksi berupa instruksi psikologis dan instruksi keadaan
yang sifatnya ditawarkan. Andalah yang pada akhirnya menentukan
keputusan itu meskipun sayangnya keputusan anda adalah keputusan dengan
tidak memutuskan apapun. Di samping memiliki pengaruh di mana semua
manusia tidak bisa melepaskannya, lingkungan juga memiliki standard asumsi, persepsi atau penilaian tentang
bagaimana lingkungan tersebut melihat dunia. Seorang penakluk tembok
raksasa China dieluk-elukan bagai raja ketika ia memasuki perkampungan
di mana masyarakatnya punya penilaian seorang jagoan yang perkasa tetapi
ketika ia memasuki kampung yang berbeda, ia dianggap orang gila:
"Mengapa tembok sepanjang itu ia taklukkan?"
Pendek kata, pemahaman anda tentang hukum
lingkungan punya hubungan kausalitas dengan bagaimana anda ingin
diperlakukan dan bagaimana anda memperlakukan orang lain. Jika levelnya keinginan, tentu saja anda menginginkan bentuk perlakuan terhormat atau sesuai dengan yang anda inginkan. Semua manusia bahkan hewan pun sama tetapi kuncinya terdapat pada pemahaman anda terhadap instruksi psikologis dan keadaan yang menciptakan
perbedaam diametral antara anda dimanfaatkan dan dihormati; antara anda
menjadi korban lingkungan dan menciptakan adaptasi.
Kenyataan yang sulit dipungkiri adalah bahwa anda
membutuhkan lingkungan untuk menciptakan kemajuan hidup. Tetapi di sisi
lain, anda memerlukan upaya membersihkan diri dari pengaruh yang
diciptakan oleh pembawaan umum lingkungan yang bisa menjadi penghambat
bagi kemajuan hidup anda. Pembawaan umum itulah yang oleh Samuel A. Malone dalam Mind Skill for Manager disebut Conformity yang menjadi ancaman kreativitas untuk merealisasikan keunggulan anda. Menurut Advance Dictionary, Conformity adalah "Action or behavior in agreement with what is usual, accepted or required by custom". Dengan
kata lain, konformitas adalah ketakutan untuk menjadi diri sendiri yang
berbeda dengan orang lain karena didorong oleh oleh keinginan untuk
diterima oleh lingkungan.
Kualitas pemahaman instruksi lingkungan dengan
begitu sebanding dengan kualitas kecerdasan bersikap saat anda
menjatuhkan kartu hidup. Ketika anda larut ke dalam konformitas, maka
bukan penghormatan yang akan anda terima, melainkan pemanfaatan. Saat
itulah kebaikan yang anda berikan bisa jadi kebodohan yang anda lakukan.
Bahkan lingkungan tidak memiliki makna kualitas apapun ketika
anda tidak menemukan peluang belajar mengisi muatan pikiran sukses dari
orang yang lebih atas; atau ketika anda tidak menemukan celah mengukur kemajuan dari orang yang sepadan; atau ketika anda tidak bisa membangun empati dari orang yang lebih rendah.
Dengan
melihat dan memahami bagaimana hukum-hukum tersebut diatas berproses
maka diharapkan anda dapat mengaudit pemahaman anda sehingga pigura anda
semakin bertambah besar. Jika anda merasa memiliki pemahaman hidup yang
keliru maka secepat mungkin mulailah mengubah cara pandang anda
tersebut sebelum kekuatan eksternal mengambil alih kendali hidup anda.
No comments:
Post a Comment