Current Aplication Portofolio
Pada tahun 2007, kontribusi penjualan produk
lebih banyak dibandingkan saat ini. Keadaan ini terjadi karena banyaknya
kompetitor yang memproduksi barang-barang yang sejenis sehingga gerai sulit
mempertahankan bisnis yang ada saat ini. Harga yang diberikan juga relatif sama
sehingga pelanggan mulai bingung dalam memilih. Selain itu struktur kerja yang
tidak terorganisir dengan baik, kemudian penginputan transaksi harian yang masih tidak teratur seperti dalam penginputan transaksi
penjualan, master barang, register IKM, stok barang, konsultasi IKM dan pembuatan laporan yang tidak lengkap dan tidak terupdate seperti laporan bulanan atau tahunan.
Tidak adanya dukungan infrastuktur dan arsitektur yang baik juga menghambat
Gerai yaitu Gerai hanya memiliki 1 unit komputer dalam menginput semua
transaksi.
Maka dari itu diperlukan pengintegrasian
sistem terintegrasi antar proses bisnis diperlukan untuk meningkatkan
keefisienan kinerja Gerai sehingga informasi yang diperlukan tidak perlu
dipertanyakan lagi dan selalu ter-update.
Pembuatan software yang dapat menghubungkan bagian gudang dan penjualan dalam
hal terintegrasi data dan informasi akan dapat menunjang kegiatan operasional
tersebut.
Selain itu, Gerai membutuhkan strategi
dalam mendapatkan pelanggan kembali. Strategi yang digunakan adalah
meningkatkan standar pelayanan, menjaga tingkat kepuasaan pelanggan, melakukan
efisiensi dan pengurangan resiko, dan melakukan inovasi dalam produk-produk
yang dihasilkan serta menjaga hubungan baik antara pihak ketiga maupun dengan
pelanggan langsung.
Strategi yang diterapkan merupaka
salah satu langkah untuk bersaing dengan perusahaan lainnya agar tetap dapat
bertahan dalam mengembangkan bisnis ini. Dan berkonsentrasi pada segmen pasar
yang sudah ditetapkan.
Pendekatan yang
digunakan adalah top-down. Top-down memungkinkan metodologi yang
gampang dimengerti dan dapat digunakan oleh banyak pihak dimulai dari general manager, dapat mengatasi
berbagai masalah dalam strategi bisnis, tidak membutuhkan banyak waktu atau
sumber daya, dan penggunaan yang dapat diulang.
Langkah pertama
dari top down memerlukan identifikasi
dan kesepakatan bisnis. Wawancara dan dokumen dibutuhkan untuk mendapatkan
tujuan. Pada tahap ini dibutuhkan wawancara dengan Koordinator atau pengurus
Gerai serta karyawan yang bekerja disana mengenai pendapatnya. Dari pendapat,
dokumen, dan wawancara dapat diketahui bahwa data stok fisik dan menurut
catatan seringkali berbeda dikarenakan keteledoran karyawan dalam tidak
mencatat yang menimbulkan masalah di kemudian hari. Stok barang juga sering
mengalami kekurangan karena tidak adanya komunikasi yang lancer antara para UKM
sehingga masalah ini dapat menghambat dalam pengambilan keputusan.
No comments:
Post a Comment