Perkembangan teknologi saat ini telah mengubah cara
masyarakat dalam berkomunikasi. Dengan adanya internet, pertukaran informasi
sudah tidak terhambat lagi oleh aspek jarak dan waktu. Namun perkembangan
teknologi informasi ini juga memiliki kelemahan dalam hal keamanan data. Penyadapan
data dapat saja dilakukan olehpihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh
karena itu aspek keamanan dalam pertukaran informasi menggunakan teknologi
informasi menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga
keamanan pesan. Kriptografi menyediakan aspek kerahasiaan (menjaga isi pesan
dari siapapun yang tidak berhak mengakses), integritas data (menjamin pesan belum
pernah dimanipulasi selama pengiriman), otentikasi (identifikasi kebenaran pihak
yang berkomunikasi dan sumber pesan), dan nirpenyangkalan (mencegah pihak yang berkomunikasi
melakukan penyangkalan). Semua aspek tersebut sangat diperlukan dalam hal
keamanan data pada teknologi informasi. Mengingat aspek keamanan data merupakan
hal yang penting dalam pertukaran informasi, maka perkembangan teknologi
informasi juga berimbas pada meningkatnya kebutuhan atas algoritma dan teknik
kriptografi yang handal.
DES (Data Encryption Standard) yang diumumkan
oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) pada
tahun 1972 sebagai standard algoritma kriptografi sudah dianggap tidak aman
lagi. Dengan menggunakan perangkat keras tertentu, kunci dari DES dapat dipecahkan
hanya dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, pada tahun 1997 NIST
mengumumkan adanya pemilihan standar baru sebagai pengganti DES yang diberi
nama AES (Advanced Encryption Standard).
Persyaratan yang ditentukan oleh NIST dalam pemilihan
algoritma standar enkripsi, sebagai pengganti standar DES adalah sebagai
berikut:
1.
Merupakan algoritma kriptografi simetri chipher blok.
2.
Seluruh rancangan algoritma harus publik (tidak dirahasiakan).
3.
Panjang kunci fleksibel, yaitu sebesar 128 bit, 192 bit dan 256 bit.
4.
Ukuran blok sebesar 128 bit.
5.
Algoritma memungkinkan untuk diimplementasikan baik sebagai perangkat lunak
maupun sebagai perangkat keras.
Ada lima algoritma yang ditetapkan sebagai standar
enkripsi yang dipilih oleh NIST, kelima algoritma tersebut adalah:
1.
MARS, dari tim IBM.
2.
RC6, dari tim Laboratorium RSA.
3.
Rijndael, dari tim Vincent Rijmen dan Joan Daemen.
4.
Serpent, dari tim Ross Anderson, Eli Biham, dan Lars Knudsen.
5.
Twofish, dari tim Bruce Schneie.
No comments:
Post a Comment