Activity & Class Diagram
Munawar (2005,109), Activity diagram
adalah teknik untuk mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran
kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti
halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity
diagram bisa mendukung perilaku parallel
sedangkan flowchart tidak bisa
Tabel 2.4 Simbol-simbol yang sering dipakai
pada activity diagram
Rika & Ricky, Activity diagram
(diagram aktivitas) menjelaskan urutan dari sebuah aktivitas, dengan dukungan
dari perilaku conditional dan paralel. Inti dari diagram
aktivitas adalah activity state, yang disebut juga activity. Sebuah
activity adalah sebuah status dari suatu kegiatan yang dilakukan.
Perilaku
conditional digambarkan oleh branch dan merge. Branch memiliki
satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Sedangkan sebuah merge memiliki
beberapa masukkan dan satu keluaran. Sebuah merge menandakan akhir dari
perilaku conditional yang dimulai dengan sebuah branch.
Perilaku
paralel diindikasikan dengan forks dan join. Sebuah fork memiliki
satu masukkan dan beberapa transaksi keluaran. Ketika transisi masukan dipicu,
semua transaksi keluaran dijalankan secara paralel dengan sebuah join,
transisi keluaran akan diambil jika semua keadaan dari transisi masukan telah
menyelesaikan kegiatannya. Fork dan join harus sesuai satu sama
lainnya. Selain
itu, dalam sebuah diagram aktivitas juga terdapat simbol dynamic concurrency.
Dynamic concurrency menunjukkan iterasi tanpa mengkonstruksi perulangan.
Dynamic concurrency digambarkan dengan karakter ‘*’.
Untuk menunjukkan siapa pelaku dari
sebuah aktivitas digunakan sebuah swimlanes. Dalam penggunaan swimlanes,
aktivitas dalam diagram aktivitas harus dipisahkan ke dalam zona-zona vertikal
yang dipisahkan oleh garis.
Shalahuddin & Rosa (2011:134),
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan
workflow (alira kerja) atau aktivitas
dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disni adalah
bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas system bukan apa yang dilakukan
actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh system.
Shalahuddin & Rosa (2011:134),
Digram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefenisikan hal-hal berikut:
1. Rancangan
proses bisnis di mana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses
bisnis system yang didefenisikan
2. Urutan
atau pengelompokkan tampilan dari sistem atau user intefasce dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah
rancangan antarmuka tampilan.
3. Rancangan
penjualan di mana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang
perlu didefenisikan kasus ujinya.
Shalahuddin & Rosa (20011:122),
Diagram kelas atau class diagram
menggambarkan struktur system dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan
dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yan disebut atribut da metode
atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu
kelas. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Shalahuddin & Rosa (2011:122),
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi
sesuai dengan kebutuhan sistem. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram
kelas sebaiknya memilki jenis-jenis berikut:
1. Kelas
main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi
ketika sistem dijalankan
2. Kelas
yang menangani tampilan sistem
Kelas yang mendefenisikan dan mengatur
tampilan ke pemakai
3. Kelas
yang diambil dari pendefenisian use case
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang
harus ada dimabil dari pendefenisian use
case
4. Kelas
yang diambil dari pendefenisian data
Kelas
yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data.
Shalahuddin & Rosa
(2011:122-123), Jenis-jenis kelas juga dapat digabungkan satu sama lain sesuai
dnegan pertimbangan yang dianggap baik asalkan fungsi-fungsi yang sebaiknya ada
pada struktur kelas tetap ada. Susunan kelas juga dapat ditambahkan kelas
utilitas sepeti koneksi ke basis data, membaca file teks, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Dalam
mendefinisakan metode yang ada dalam kelas perlu memperhatikan apa yang disebut
dengan cohesion dan coupling. Cohesion adalah ukuran seberapa dekat keterkaitan intruksi di dalam
sebuah metode terkait satu sama lain, sedangkan coupling adalah ukuran seberapa dekat keterkaitan intruksi antara
metode yang satu dngan metode yang lain dalam sebuah kelas. Sebagai aturan
secara umum maka sebuah metode yang dibuat harus memiliki kadar cohesion yang kuat dan kadar coupling yang lemah.
No comments:
Post a Comment