Sunday, March 26, 2017

PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH

PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH

1. Asas-asas Mengarang Secara Jelas
Di Amerika Serikat dalam tahun 1944 didirikan Robert Gunning Associates, sebuah badan usaha yang memberikan Penyuluhan Keterbacaan (Readability counseling) dan kursus/latihan dalam penulisan yang jelas (clear writing) kepada berbagai penerbit dan surat kabar. Pendirinya Robert Gunning kemudian mengarang buku-buku berjudul Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing.
Berikut ini adalah sepuluh asas mengarang secara jelas yang dikemukakannya.
1. Keep sentences short
2. Prefer the simple to the complex
3. Prefer the familiar word
4. Avoid unnecessary words
5. Put action in your verbs
6. Write like you talk
7. Use terms you reader can picture
8. Tie in with your reader’s experience
9. Make full use of variety
10. Write to express not impress
1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
2. Pilihlah yang sederhana daripada yang rumit
Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.
2
3. Pilihlah kata yang umum dikenal
Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca
4. Hindari kata-kata yang tidak perlu
Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.
5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja Anda
Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat ‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”
6. Menulislah seperti Anda bercakap-cakap
Perkataan tertulis hanyalah pengganti perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.
7. Pakailah istilah-istilah yang pembaca Anda dapat menggambarkannya
Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap maksudnya daripada istilah “industrial community” (masyarakat industri).
8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca Anda
Istilah-istilah yang abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin untuk berkomunikasi karena terbuka bagi macam-macam penafsiran. Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.
3
9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya. Kata Disraelli, “Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam pembacaan”
10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya, 1997: 87)
(Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear Writing, 1952, Part Two).
Penggunaan Bahasa Tulis
I. Dalam menggunakan kata dan frase
1. hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat, kecuali bila sudah menjadi perkataan umum.
2. hendaknya dihindarkan pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati
3. hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya.
4. hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5. hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum
6. hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi
7. untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa, sebaiknya dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaan
Sumber : W. J. S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2, 1979
4
II. Dalam menyusun kalimat
1. gunakanlah kalimat-kalimat pendek
2. gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang
3. gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya
4. gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5. gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
6. gunakan bahasa padat dan kuat
7. gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif
Sumber : H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, cetakan ke-3, 1984
Langkah-langkah Pembuatan
Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Memilih sebuah pokok soal (topik) yang dapat ditulis sesuai dengan minat Anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan
b. Mencari sumber yang autoratif
c. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik
d. Menentukan suatu tesis percobaan (tentative) atau garis besar acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai
e. Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
f. Mengumpulkan/meminkjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber. Pertama-tama kumpulkan semua bacaan/buku yang diperkirakan dapat menjadi sumber (working bibliography); working bibliography masih akan dipilih
5
untuk menyusun final bibliography, yaitu sejumlah buku sumber yang sungguh-sungguh akan dipakai untuk menulis karangan ilmiah
g. Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publokasinya. Kartu-kartu bibliografi ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki,/catatan akhir dan daftar pustaka/daftar acuan kelak.
h. Membaca buku-buku/bacaan-bacaan sumber dengan membuat catatan-catatan, misalnya catatan dengan sistem kartu. Catatan ini dapat berupa kutipan, sitiran, ringkasan atau komentar pribadi.
i. Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan, outline). Setelah bahan-bahan itu ditata, akan terlihat bagian yang sudah cukup bahannya, bagian yang belum cukup bahannnya, dan bagian yang masih perlu ditambah dengan bahan yang lain. Dalam hal terakhir ini, Anda harus membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya.
j. Merumuskan tesis final
k. Menyusun kerangka karangan yang final.
l. Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Pengantar (introduksi) tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa ringkasan atau kesimpulan. Setelah itu, baru disusun pengantarnya. Logikanya ialah bahwa setelah mengetahui kemana pembaca harus diantar, dengan mudah kita menuliskan pengantarnya.
Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki atau catatan akhir hendaknya diletakkan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementara
6
ini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini .
1. Selalu berpegang teguh pada topik (kerangka acuan).
2. kata-kata dan susunan kalimat sederhana, dan pembicaraan dari butir ke butir mudah diikuti.
3. Menggunakan pernyataan-pernyataan positif (afirmatif). Jangan mengatakan apa yang tidak benar dan tidak disarankan, melainkan apa yang benar, baik dan disarankan.
4. Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan konotasinya).
5. Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi dan berlaku.
6. Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dan memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat, atau yang boros kata.
7. Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu-paduan, pertautan dan harkat
m. Merivisi karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut
1. Apakah pengantar (introduksi) cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas?
2. Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?
3. Apakah paragraf-paragrafnya bertautan?
4. Apakah tesis dijabarkan dengan pikiran-pikiran utama yang jelas dan apakah tiap pikiran utama didukung dengan bukti yang konkret?
5. Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai?
7
6. Apakah gagasan-gagasan orang lain diakui demikian dengan sistem catatan yang jelas? Apakah karangan bersih dari plagiarisme?
7. Apakah bahasanya sederhana, mudah dipahami dan tidak berbelit?
8. Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga?
9. Apakah cara penulisan kata, pemakaian huruf, dan tanda baca sesuai dengan EYD?
10. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat dan konsisten?
11. Apakah penutup cukup menarik?
PENYAJIAN KARYA ILMIAH
Penyajian karya ilmiah harus enak dan nyaman untuk dinikmati. Pembaca karya ilmiah, harus merasakan adanya daya lukis, daya kupas, dan daya tafsir yang memadai atas setiap satuan dan keseluruhan uraian, seperti :
1. tepat, konsisten, dan lengkapnya deskripsi data
2. kemampuan deskripsi data memberikan “isyarat” ke tahap berikutnya.
3. tepat, konsisten, dan lengkapnya analisis data
4. tepat dan lengkapnya kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisis data
5. tepat dan jelasnya kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis; hipotesis yang diajukan.
6. tepat dan mengenanya implikasi yang dikemukakan serta saran-saran yang diberikan (implikasi merupakan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, atau penerapan praktis pada pemecahan masalah dan penentuan kebijakan. Saran hendaknya bersifat operasional. Dapat juga diberikan saran untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu dan peningkatan pembinaan).
7. tertatanya segala sesuatu (asas organisasi), dan sifat-sifat penanganan penulisan yang bersungguh-sungguh, bertanggung jawab dan kolaboratif.
8
Ada berbagai bentuk organisasi laporan penelitian dan sejenisnya. Namun bentuk-bentuk organisasi itu pada dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga bagian : Bagian Awal, Bagian Teks dan Bagian Akhir.
1. Makalah Mahasiswa
Dalam makalah mahasiswa, data yang diolah disajikan sekurang-kurangnya dengan tatanan sebagai berikut :
a. judul/halaman judul
b. kerangka makalah
c. isi, terdiri dari
(1) pernyataan tesis (gagasan pokok) makalah pada pengantar
(2) penjabaran gagasan pokok makalah pada batang tubuh
(3) kesimpulan dan pernyataan ulang gagasan pokok makalah pada penutup
d. catatan akhir (bila dipakai system ini)
e. lampiran (kalau ada)
f. daftar pustaka
2. Laporan Resmi Menurut Edward P. J. Corbett
Edward P. J. Corbett menyarankan bentuk penyajian laporan resmi sebagai berikut :
a. surat penyerahan (a letter of transmittal)
b. halaman judul ( a title page)
c. daftar isi (a table of contents)
d. daftar ilustrasi, table, bagan, dan grafik (a table of illustrations, tables, charts, and graphs)
e. sari laporan (an abstract of the report)
f. pengantar laporan (an introduction to the report)
g. batang tubuh laporan (the body of the report)
h. daftar kesimpulan (a list of conclusions)
i. daftar saran (a list of recommendations)
j. lampiran-lampiran (appendices)
9
k. daftar bacaan atau daftar acuan (bibliography or list of references).
l. Indeks (index)
3. Laporan Penelitian Menurut Slamet Soeseno
Dalam bukunya yang berjudul Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Slamet Soeseno memberikan langkah-langkah penyusunan naskah ilmiah, seperti :
a. perumusan masalah
b. studi literature dan pengamatan kenyataan
c. perumusan hipotesis dan uji kebenarannya
d. penulisan laporan penelitian, dengan penyajian sebagai berikut :
1. judul (berikut nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya)
2. abstract atau sari (inti sari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan)
3. pendahuluan (informasi latar belakang dan identifikasi masalah yang membawa kepada pembicaraan tentang masalah dan pemecahannya)
4. tubuh utama (batang tubuh), berisi
a. bahan dan metode penelitian yang dipakai
b. uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya
5. penutup, berisi
a. hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran
b. ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian
6. referensi atau acuan (daftar acuan)
e. pengkajian kebenaran dalam seminar
4. Laporan penelitian Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Untuk laporan penelitian, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengemukakan bentuk penyajiannya sebagai berikut :
a. judul, pelaksana, penerima laporan
b. kata pengantar
c. daftar isi
10
d. daftar table
e. abstrak
f. bab pendahuluan
g. bab pengolahan data
h. bab kesimpulan
i. bab hambatan dan saran
j. daftar pustaka
k. lampiran
5. Penyusunan Laporan Menurut John P. Riebel
Dalam bukunya How to Write Reports, Papers, Theses, Articles (1978), John P. Riebel memberikan langkah-langkah penyusunan laporan sebagai berikut :
a. menganalisis masalah (analyzing the problem)
b. merencanakan penanganan masalah (planning the treatment of the problem)
c. menyelidiki masalah (investigating the problem)
d. merancang produk (designing the product)
e. menyusun produk (constructing the product)
f. mengecek laporan (checking the results)
g. mengubah/membenahi produk (modifying the product)
h. menyiapkan produk akhir (preparing the final product).
Penjelasan
a. Menganalisis Masalah
(1) Siapa yang akan membaca laporan?
(2) Apakah tujuan laporan?
(3) Tindakan apa yang diinginkan perusahaan?
(4) Bagaimana ruang lingkup/cakupan laporan
(5) Apakah yang telah diminta secara khusus?
(6) Dalam berapa lama laporan harus diselesaikan?
11
(7) Manakah petunjuk-petunjuk atau perintah khusus yang harus dipertimbangkan?
b. Merencanakan Penanganan Masalah
(1) Informasi, apa saja harus dimasukkan : fakta, informasi, hasil-hasil, kesimpulan, saran, atau gabungan semua itu?
(2) Apa yang telah diketahui; apa yang tidak diketahui?
(3) Manakah unsur-unsur yang lebih penting dan yang kurang penting?
(4) Manakah studi atau laporan-laporan sebelumnya yang dapat membantu?
(5) Siapa yang dapat membantu?
(6) Manakah urutan sementara yang akan diikuti untuk penyelidikan?
c. Menyelidiki Masalah
(1) Apakah datanya teliti (cermat)?
(2) Apakah datanya lengkap?
(3) Apakah ada cukup data untuk tulisan yang dimaksud?
(4) Apakah semua tahap yang penting telah diliput?
(5) Manakah fakta-fakta dan hasil-hasil yang paling penting?
(6) Apakah kesimpulan sunguh-sunngu muncul dari data?
(7) Apakah yang harus ditekankan: data, metode, hasil, ataukah kesimpulan?
(8) Apakah sifat laporan memerlukan bahwa semua tahap disajikan dengan terperinci?
d. Merancang Produk
(1) Bagaimana penataannya sehingga tujuan laporan akan terpenuhi dengan sebaik-baiknya?
12
(2) Seberapa jauh pembaca dapat memahami kata-kata teknis
(3) Bagaimanakah penataan bahan yang sebaik-baiknya agar laporan berguna berguna sebesarnya dan menghemat waktu pembaca sebanyak-banyaknya?
(4) Manakah bentuk khusus yang akan mendukung dengan sebaik-baiknya penggunaan laporan kelak?
(5) Apakah diperlukan suatu pernyataan pelimpahan (penugasan), tujuan dan ruang lingkup?
(6) Apakah kerumitan maslah memerlukan daftar isi, indeks atau ringkasan
(7) Untuk kejelasan maksud, data spesifik, contoh-contoh, detail-detail dan ilustrasi-ilustrasi manakah yang diperlukan?
(8) Fakta-fakta yang ahrus ditafsirkan?
(9) Manakah bagian-bagian yang harus ditekankan?
e. Menyusun Produk
(1) Ikutilah penataan yang sudah ditentukan
(2) Janganlah menyia-nyiakan waktu untuk bagaimana mulai, kembali ke permulaan kelak
(3) Menulislah dengan secepat-cepatnya tanpa terlalu memusingkan pemakaian kata setepat-tepatnya dan pemakaian ejaan dan tanda baca secermat-cermatnya. Pilihlah kata, ejaan, dan tanda baca dicek kemudian hari
(4) Bekerjalah bertahap jika laporannya panjang dan kompleks
(5) Masukkanlah segala sesuatu yang penting; laporan dapat diperpendek kelak
13
f. Mengecek Laporan
1. Penataan atau tatanan
a. Apakah topiknya jelas sejak permulaan?
b. Apakah ada pemborosan ruang pada permulaan laporan?
c. Apakah topiknya dikemukakan bertahap secara jelas?
d. Apakah ada hubungan tahap yang satu dengan tahap yang lain jelas?
e. Apakah kesimpulan memberikan pandangan yang diinginkan pembaca?
2. Isi
a. Apakah bahannya cukup lengkap untuk memenuhi tujuan laporan?
b. Apakah perlu lebih banyak contoh , perincian kata, atau ilustrasi?
c. Apakah fakta-fakta perlu interpretasi lebih banyak?
d. Apakah pokok-pokok yang utama sudah cukup ditekankan?
3. Bentuk
a. Apakah bentuk laporan memudahkan bagian-bagiannya dicapai?
b. Apakah awal dan akhir tiap paragrap ditunjukkan dengan menggunakan judul dan spasi secukupnya?
c. Apakah bentuk laporan sudah selesai dengan koordinasi dan subordinasi bahan-bahannya?
d. Apakah perlu daftar isi, indeks dan ringkasan?
14
4. Gaya Tulis
a. Apakah gaya tulisnya memudahkan pembacaan yang cepat?
b. Apakah arti yang setepatnya terungkapkan/tersampaikan?
c. Apakah laporan jelas untuk rujukan di kemudian hari?
d. Apakah ada kata-kata usang yang harus dihilangkan?
e. Apakah kalimat-klaimatnya langsung dan berhasil guna?
f. Apakah ejaan dan tanda baca betul?
g. Mengubah/Membenahi Produk
a. Adakah perubahan, penambahan, atau penghapusan yang perlu dalam isi laporan
b. Ubahlah, jika perlu, penataan laporan
c. Ubahlah, jika perlu, ejaan, tanda baca, dan gaya tulisnya
d. Ubahlah, jika perlu bentuknya
i. Menyiapkan Produk Akhir
(1) Gunakanlah bahan-bahan kertas yang baku
(2) Siapkanlah laporan yang rapi dan teliti bentuknya
(3) Hanya perubahan-perubahan kecil saja diperbolehkan pada naskah jadi.


No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.