Cara Sederhana Memotivasi Diri Sendiri
Oleh Tim AndrieWongso
Seringkali kita dihadapkan pada rasa tidak percaya diri
yang membuat kita melupakan potensi diri kita sendiri. Untuk situasi
ini, ternyata ada solusi sederhana.
"Memotivasi diri sendiri sebenarnya tidak begitu sulit," begitu kata
motivator Anthony D. Carter. Malah, katanya, ada cara-cara sederhana
untuk melakukannya:
1. Tetap fokus.
Kita harus tetap fokus pada apa yang kita inginkan. Jangan tergoda pada
sesuatu hal yang baru bagaimanapun menariknya. Cara agar kita tetap
fokus, menurut Carter, adalah dengan selalu memelihara kualitas dan
mengevaluasi fokus kita. Jangan biarkan ketidakyakinan muncul kemudian.
Kita mungkin kerap mengingat kegagalan-kegagalan di masa lalu namun
jangan sampai hal itu menambah kekhawatiran kita. Ambil saja bahan
pelajaran dari kegagalan itu dan tetap fokus pada langkah kita
berikutnya. Maka, kekhawatiran itu akan hilang dengan sendirinya.
2. Bacalah success stories.
Kisah-kisah sukses bisa memberikan dorongan besar pada kita untuk
melangkah maju. Kisah-kisah sukses yang heroik mengisahkan tokoh-tokoh
yang membalikkan ketidakmungkinan menjadi kenyataan memiliki daya
inspirasi yang kuat. Apalagi jika latar belakang si tokoh hampir mirip
dengan keadaan kita saat ini. Selain membaca kisah-kisah sukses, jangan
lupakan juga untuk membaca buku-buku motivasi, pengembangan diri
sebanyak yang kita mampu. Buku-buku ini tak hanya akan memberikan
inspirasi tetapi juga akan memberikan tambahan skill kita untuk
melangkah mencapai sukses.
3. Cari dukungan.
Jika kita memiliki mentor atau setidak-tidaknya teman baik yang bisa
diajak diskusi, jangan lewatkan untuk urun-rembuk dengan mereka.
Diskusikan keinginan kita atau cita-cita kita dan jangan lupa minta
masukan mereka. Umumnya mereka bisa memberikan dorongan yang akan
mempertebal kepercayaan diri kita.
4. Catat perkembangannya.
Mencatat perkembangan dari apa yang kita kerjakan bukan hal yang
sepele. Catatan perkembangan ini bisa menjadi dorongan atau motivasi
tersendiri. Karena itu penting untuk mencatat tahapan-tahapan yang kita
tempuh, baik sukses atau gagal, untuk bahan evaluasi. Jangan lupakan
juga untuk menentukan target-target sementara dari satu rangkaian besar
yang sedang kita tempuh karena itu akan mempermudah menilai perkembangan
yang sudah dicapai.
5. Rayakan pencapaiannya.
Meskipun merupakan pencapaian sementara, pencapaian target dalam setiap
tahapan perlu juga diapresiasi. Bentuk apresiasi tak perlu mahal, yang
penting ada semacam pengungkapkan rasa syukur bahwa upaya kita
membuahkan hasil. Jadi ada hentakan kecil yang membanggakan. Misalnya,
nonton film di bioskop (jika kita jarang menonton bioskop karena
kesibukan kita) atau makan siang/malam di suatu tempat yang sebelumnya
jarang kita lakukan. Bentuk apresiasi seperti ini akan menguatkan
keyakinan kita dan akan membentuk kebiasaan sukses. Harus diingat bahwa
apapun yang kita apresiasi akan mendapat pengulangannya sehingga ini
akan memancing pencapaian-pencapaian pada tahapan-tahapan berikutnya.
6. Belajar dari kegagalan.
Di masa lalu kita mungkin mendapat kegagalan yang terus menghantui
kita. Jangan biarkan diri kita terfokus pada kegagalan-kegagalan itu
sehingga kita merasa tak berdaya. Namun sebaliknya, jadikan hal itu
sebagai bahan pelajaran. Evaluasi kenapa kita bisa gagal. Atur kembali
cara kita menempuh langkah itu agar tak gagal lagi. Cara ini bisa
dilakukan dengan belajar lebih banyak, menambah keterampilan, atau
menambah wawasan sehingga kita bisa makin percaya diri.
7. Nikmati perjalanannya.
Mungkin kita tidak mendapatkan apa yang kita rancang kendatipun kita
sudah melakukannya dengan baik. Tak perlu putus asa, selama kita
melakukan sesuatunya dengan baik dan hati-hati hasil lebih besar bisa
kita dapat kemudian kendatipun pada tahapan saat ini kita gagal. Yang
penting kita sudah mendapatan perkembangannya, tidak jalan di tempat.
Nikmati saja perjalanannya karena ini merupakan suatu proses. Jika kita
menikmati perjalanannya kita akan senang melakukannya dan itu akan
menambah gairah dan kepercayaan diri kita.
Related Posts : Wisdom and Psikologi
No comments:
Post a Comment