Thursday, May 9, 2013

Outsourcing IT

Outsourcing IT

  
Teknologi Informasi (TI) mencakup sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak (hardware and software) serta sumber daya manusia (brainware). TI harus mampu menyelesaikan permasalahan utama seperti misalnya ketersediaan dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam memanajemen apa saja yang berhubungan dengan TI tersebut, bersifat teknis operasional berupaya untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan yang bisa saja solusinya adalah proyek Outsourcing.
Kata Kunci : TI, SDM dan Outsourcing.  

Pendahuluan Hampir semua aktivitas dan kegiatan manusia pada saat sekarang ini selalu menginginkan teknologi informasi terlibat didalamnya, seperti misalnya alat untuk memasak beras, manusia berpikir bagaimana caranya agar alat untuk memasak beras yang dahulunya tidak mampu memberikan informasi menjadi mampu memberikan informasi yang benar mengenai cara-cara memasak beras yang baik dan benar, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar beras menjadi nasi sehingga aman untuk dikonsumsi, mampu dihidupkan dari jarak yang jauh dan sebagainya. Pemanfaatan revolusi teknologi ini merupakan satu prasyarat untuk meningkatkan pengelolaan organisasi. Faktor yang saling terkait, yaitu perangkat lunak pendukung, perangkat keras dan organisasi pengguna (SDM). Ketiga faktor ini tidak bisa dipisahkan. Teknologi tidak dapat diterapkan tanpa organisasi. Dan organisasi tidak akan efektif tanpa penerapan TI. Pada satu titik tertentu, inovasi teknologi mempengaruhi tidak hanya kompetensi teknis SDM, tetapi juga merangsang "technology knowledge" SDM dalam organisasi tersebut, yaitu bentuk asumsi dasar dan pola pandang SDM terhadap proses internal dan hubungan antar unit organisasi. Kecepatan perubahan TI dan aplikasinya pada sistem dan proses internal suatu organisasi akan menjadi terhambat jika SDM tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk mengoperasikan teknologi dan sistemnya. TI bagi suatu perusahaan adalah hal yang sangat penting, dengan penerapan secara tepat suatu perusahaan dapat memiliki competitive advantage dalam menghadapi para pesaingnya. TI semakin membuka kemungkinan bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya. TI pada saat sekarang dan masa akan datang tampaknya merupakan suatu kepentingan yang tidak bisa dihindarkan dan TI bukan hanya sekedar merupakan suatu alat pendukung tetapi sudah merupakan alat utama. TI yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak akan sama dengan perusahaan lain walaupun berada dalam industri yang sama. Pemilihan TI harus sesuai dengan visi dan misi perusahaan, dirumuskan dengan jelas, mengakomodasikan semua kebutuhan perusahaan (diperlukan survey terlebih dahulu), idealnya unit TI ini diisi oleh SDM muda karena mereka akan mendorong inovasi, dinamis, dan berpikiran terbuka dan memiliki skill update, agar mereka selalu mengikuti perkembangan terbaru di dunia TI serta senantiasa melakukan benchmark terhadap best practice. Outsourcing adalah model sekaligus strategi penerapan pengelolaan TI yang banyak dipakai oleh perusahaan berskala menengah dan besar. Tulisan ini mencoba untuk memfokuskan pembahasan mengenai pemanfaatan TI Outsourcing dalam upayanya untuk peningkatan produktivitas SDM.
  TI Outsourcing Menurut The British Computer Society, Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian TI perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan. Bentuk dari model Outsourcing ini berupa penerapan atau penambahan pengelolaan TI dengan menempatkan sumber daya manusia yang handal dalam memanajemen teknologi informasi, penerapan sistem luar secara utuh dan pemakaian sebagian sub sistem seperti hanya sistem teknik operasionalnya saja yang di outsourcingkan. Sebuah studi oleh the outsourcing institute menemukan bahwa layanan TI yang dimaksud antara lain adalah pengembangan aplikasi, pemeliharaan aplikasi, data center, client/server, intranet (LAN), sistem desktop dan lain sebagainya yang kesemua lingkup outsourcing tersebut pasti memerlukan peran sumber daya manusia yang handal dalam penerapan dan pengelolaannya untuk mencapai sasaran yang dimaksud diperlukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan-pengembangan dari tenaga-tenaga yang ahli dibidang TI yang dioutsourcingkan. Outsourcing sebagai suatu aktivitas TI dalam proses bisnis diperusahaan pasti memiliki resiko, resiko tersebut harus dapat diselesaikan secara baik dan benar. Poin penting resiko yang ditimbulkan dari outsourcing yaitu masalah sumber daya manusia (ketenaga kerjaan) itu sendiri. Risk Outsourcing Benoit A. Aubert memberikan gambaran resiko dan dampak apa saja yang mungkin bisa saja terjadi dalam proses TI Outsourcing tersebut dalam bentuk tabel berikut ini:
Resiko           Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Over Budgeting, Gugatan dan pertentangan
  • Kurangnya pengalaman dan keahlian mengenai outsourcing tersebut.
  • Ketidak pastian soal hukum dan perundang-undangan
Biaya peralihan pada pihak lain
  • Keterbatasan pengelolaan asset
  • Terbatasnya jumlah penyedia jasa
  • Area kerja yang tidak jelas
Biaya perubahan perjanjian
  • Diskontinuitas teknologi
  • Kempleksitas tugas pokok dan fungsi
Pengurangan kualitas layanan
  • Ketergantungan antar aktivitas
  • Ukuran penyedia jasa yang berbeda.
Hilangnya kompetensi organisasi
  • Penaksiran dari kompetensi inti

Risk Management Outsourcing Kesiapan organisasi akan sangat menentukan bagaimana strategi pada sebuah proyek outsourcing berbeda untuk diterapkan pada desktop management. Organisasi yang telah mapan dalam sistem layanan dapat memanfaatkan jasa outsourcing tanpa perlu memikirkan secara detail resikonya, namun pengembangan diluar cakupan perjanjian outsourcing mendapat perhatian khusus untuk dapat dipertimbangkan. Pengembangan kebutuhan bisnis akan sebuah layanan outsourcing sering tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh penyedia jasa outsourcing itu sendiri. Dimungkinkan akan terjadi kebutuhan yang tidak sesuai dengan kondisi dilapangan, seperti misalnya service level yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu program diajukan dalam 1 hari, yang seharusnya service level untuk trouble shootingnya memerlukan waktu hanya 2 sampai 3 jam saja. Evaluasi penyedia jasa yang kurang memiliki pengalaman dan keahlian dalam suatu perjanjian outsourcing bisa menimbulkan permasalahan yang besar setelah berakhirnya kontrak. Evaluasi ini meliputi kesiapan secara operasional meliputi kemampuan dan pengalaman dalam pengerjaan setiap proyeknya yang secara teknologi terkait dengan pembiayaan dan kontinuitas penyedia jasa outsourcing itu sendiri. Transisi dari legacy menuju sistem outsourcing menimbulkan banyak hal baru seperti kesiapan dari team transisi, perencana dan eksekutornya. Transisi akan mengakibatkan perubahan besar dalam peran dan tanggung jawab unit tertentu terhadap suatu tugas pokok dan fungsinya dalam unit organisasinya masing-masing. Tata kelola atau tata pamong organisasi ini meliputi bagaimana perusahaan dapat mengetahui secara benar ukuran efektivitas dan mutu dari sistem outsourcing yang telah dilakukan. Pemindahan resiko dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga misalnya asuransi, sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan suatu produk tertentu dapat memindahkan resiko terjadinya kerugian. Penerimaan secara keseluruhan dari resiko proyek outsourcing telah diketahui dengan baik dan keuntungan yang akan diperoleh lebih besar.
  Tata Kelola SDM Menurut Flippo, tata kelola SDM adalah suatu sistem yang terproses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar mampu meningkatkan produktivitas kerja. French mendefinisikan manajemen personalia sebagai suatu proses penarikan, seleksi, dan pengembangan serta pemeliharaan SDM oleh organisasi. Pengelolaan SDM memiliki cara-cara khusus, menurut ilmu psikologi, tidak ada sifat dan karakteristik manusia yang sama persis satu dengan yang lain. Manusia perlu diperlakukan sebagai manusia secara utuh sehingga mau melaksanakan aturan main dan perintah yang ada dalam organisasi tanpa menimbulkan dampak negatif baik dari dalam diri SDM itu sendiri maupun organisasinya. Tiap-tiap SDM memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk berpikir dan memiliki rasa untuk dihargai, perusahaan menghargai SDMnya dengan memberikan gaji atau kompensasi atas apa yang dikerjakannya untuk perusahaan. Perbedaan pemberian gaji dan kompensasi yang disesuaikan dangan tugas pokok dan fungsinya dari masing-masing SDM terkadang merupakan hal yang sensitif. Standarisasi gaji tidak dapat diperlakukan secara sama untuk tiap bidang keahlian dan pengalamannya dalam bekerja. Pengelolaan SDM dimulai dari pengetahuan secara jelas dan pasti mengenai tugas pokok dan fungsinya. Diadakannya pelatihan-pelatihan dan pengembangan-pengembangan bertujuan untuk lebih memahirkan SDM. Menurut (Langi, 2000) spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecenderungan kebutuhan agar tetap berdaya saing global sehingga pengembangannya dapat menghasilkan SDM yang inovatif dan bersertifikasi, untuk mampu memanfaatkan secara optimal sumber-sumber daya yang ada. Penutup Outsourcing TI SDM merupakan pokok permasalahan yang utama, untuk itu perlu dilakukan kesiapan yang baik dan rencana yang matang sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi kerugian. Pengelolaan SDM agar mampu memanajemen TI pada saat sekarang dan masa akan datang perlu mendapatkan perhatian yang khusus, seiring dengan era globalisasi bisnis yang semakin kompleks dan kemajuan teknologi komputer yang pesat. 
 
Source : http://yahfiz-ujianpraktikumkomputer.blogspot.com/p/outsourcing.html 


No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.