Outsourcing IT
Teknologi Informasi (TI) mencakup sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak (hardware and software) serta sumber daya manusia (brainware).
TI harus mampu menyelesaikan permasalahan utama seperti misalnya
ketersediaan dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam
memanajemen apa saja yang berhubungan dengan TI tersebut, bersifat
teknis operasional berupaya untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja
para karyawan yang bisa saja solusinya adalah proyek Outsourcing.
Kata Kunci : TI, SDM dan Outsourcing.
Pendahuluan Hampir
semua aktivitas dan kegiatan manusia pada saat sekarang ini selalu
menginginkan teknologi informasi terlibat didalamnya, seperti misalnya
alat untuk memasak beras, manusia berpikir bagaimana caranya agar alat
untuk memasak beras yang dahulunya tidak mampu memberikan informasi
menjadi mampu memberikan informasi yang benar mengenai cara-cara memasak
beras yang baik dan benar, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar beras
menjadi nasi sehingga aman untuk dikonsumsi, mampu dihidupkan dari
jarak yang jauh dan sebagainya. Pemanfaatan
revolusi teknologi ini merupakan satu prasyarat untuk meningkatkan
pengelolaan organisasi. Faktor yang saling terkait, yaitu perangkat
lunak pendukung, perangkat keras dan organisasi pengguna (SDM). Ketiga
faktor ini tidak bisa dipisahkan. Teknologi tidak dapat diterapkan tanpa
organisasi. Dan organisasi tidak akan efektif tanpa penerapan TI. Pada
satu titik tertentu, inovasi teknologi mempengaruhi tidak hanya
kompetensi teknis SDM, tetapi juga merangsang "technology knowledge"
SDM dalam organisasi tersebut, yaitu bentuk asumsi dasar dan pola
pandang SDM terhadap proses internal dan hubungan antar unit organisasi.
Kecepatan
perubahan TI dan aplikasinya pada sistem dan proses internal suatu
organisasi akan menjadi terhambat jika SDM tidak memiliki ketrampilan
yang cukup untuk mengoperasikan teknologi dan sistemnya. TI bagi suatu
perusahaan adalah hal yang sangat penting, dengan penerapan secara tepat
suatu perusahaan dapat memiliki competitive advantage dalam
menghadapi para pesaingnya. TI semakin membuka kemungkinan bagi
perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya. TI pada saat
sekarang dan masa akan datang tampaknya merupakan suatu kepentingan yang
tidak bisa dihindarkan dan TI bukan hanya sekedar merupakan suatu alat
pendukung tetapi sudah merupakan alat utama. TI
yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak akan sama dengan perusahaan
lain walaupun berada dalam industri yang sama. Pemilihan TI harus sesuai
dengan visi dan misi perusahaan, dirumuskan dengan jelas,
mengakomodasikan semua kebutuhan perusahaan (diperlukan survey terlebih
dahulu), idealnya unit TI ini diisi oleh SDM muda karena mereka akan
mendorong inovasi, dinamis, dan berpikiran terbuka dan memiliki skill update, agar mereka selalu mengikuti perkembangan terbaru di dunia TI serta senantiasa melakukan benchmark terhadap best practice. Outsourcing adalah
model sekaligus strategi penerapan pengelolaan TI yang banyak dipakai
oleh perusahaan berskala menengah dan besar. Tulisan ini mencoba untuk
memfokuskan pembahasan mengenai pemanfaatan TI Outsourcing dalam upayanya untuk peningkatan produktivitas SDM.
TI Outsourcing Menurut The British Computer Society, Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian TI perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan. Bentuk dari model Outsourcing ini
berupa penerapan atau penambahan pengelolaan TI dengan menempatkan
sumber daya manusia yang handal dalam memanajemen teknologi informasi,
penerapan sistem luar secara utuh dan pemakaian sebagian sub sistem
seperti hanya sistem teknik operasionalnya saja yang di outsourcingkan. Sebuah studi oleh the outsourcing institute menemukan bahwa layanan TI yang dimaksud antara lain adalah pengembangan aplikasi, pemeliharaan aplikasi, data center, client/server, intranet (LAN), sistem desktop dan lain sebagainya yang kesemua lingkup outsourcing
tersebut pasti memerlukan peran sumber daya manusia yang handal dalam
penerapan dan pengelolaannya untuk mencapai sasaran yang dimaksud
diperlukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan-pengembangan dari
tenaga-tenaga yang ahli dibidang TI yang dioutsourcingkan. Outsourcing
sebagai suatu aktivitas TI dalam proses bisnis diperusahaan pasti
memiliki resiko, resiko tersebut harus dapat diselesaikan secara baik
dan benar. Poin penting resiko yang ditimbulkan dari outsourcing yaitu masalah sumber daya manusia (ketenaga kerjaan) itu sendiri. Risk Outsourcing Benoit
A. Aubert memberikan gambaran resiko dan dampak apa saja yang mungkin
bisa saja terjadi dalam proses TI Outsourcing tersebut dalam bentuk
tabel berikut ini:
Resiko | Faktor-Faktor yang Mempengaruhi |
Over Budgeting, Gugatan dan pertentangan |
|
Biaya peralihan pada pihak lain |
|
Biaya perubahan perjanjian |
|
Pengurangan kualitas layanan |
|
Hilangnya kompetensi organisasi |
|
Risk Management Outsourcing Kesiapan organisasi akan sangat menentukan bagaimana strategi pada sebuah proyek outsourcing berbeda untuk diterapkan pada desktop management. Organisasi yang telah mapan dalam sistem layanan dapat memanfaatkan jasa outsourcing tanpa perlu memikirkan secara detail resikonya, namun pengembangan diluar cakupan perjanjian outsourcing mendapat perhatian khusus untuk dapat dipertimbangkan. Pengembangan kebutuhan bisnis akan sebuah layanan outsourcing sering tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh penyedia jasa outsourcing itu sendiri. Dimungkinkan akan terjadi kebutuhan yang tidak sesuai dengan kondisi dilapangan, seperti misalnya service level yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu program diajukan dalam 1 hari, yang seharusnya service level untuk trouble shootingnya memerlukan waktu hanya 2 sampai 3 jam saja. Evaluasi penyedia jasa yang kurang memiliki pengalaman dan keahlian dalam suatu perjanjian outsourcing bisa menimbulkan permasalahan yang besar setelah berakhirnya kontrak. Evaluasi ini meliputi kesiapan secara operasional meliputi kemampuan dan pengalaman dalam pengerjaan setiap proyeknya yang secara teknologi terkait dengan pembiayaan dan kontinuitas penyedia jasa outsourcing itu sendiri. Transisi dari legacy menuju sistem outsourcing menimbulkan banyak hal baru seperti kesiapan dari team transisi, perencana dan eksekutornya. Transisi akan mengakibatkan perubahan besar dalam peran dan tanggung jawab unit tertentu terhadap suatu tugas pokok dan fungsinya dalam unit organisasinya masing-masing. Tata kelola atau tata pamong organisasi ini meliputi bagaimana perusahaan dapat mengetahui secara benar ukuran efektivitas dan mutu dari sistem outsourcing yang telah dilakukan. Pemindahan resiko dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga misalnya asuransi, sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan suatu produk tertentu dapat memindahkan resiko terjadinya kerugian. Penerimaan secara keseluruhan dari resiko proyek outsourcing telah diketahui dengan baik dan keuntungan yang akan diperoleh lebih besar.
Tata Kelola SDM Menurut Flippo,
tata kelola SDM adalah suatu sistem yang terproses mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar mampu meningkatkan
produktivitas kerja. French mendefinisikan manajemen personalia
sebagai suatu proses penarikan, seleksi, dan pengembangan serta
pemeliharaan SDM oleh organisasi.
Pengelolaan SDM memiliki cara-cara khusus, menurut ilmu psikologi,
tidak ada sifat dan karakteristik manusia yang sama persis satu dengan
yang lain. Manusia perlu diperlakukan sebagai manusia secara utuh
sehingga mau melaksanakan aturan main dan perintah yang ada dalam
organisasi tanpa menimbulkan dampak negatif baik dari dalam diri SDM itu
sendiri maupun organisasinya.
Tiap-tiap SDM memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk berpikir dan
memiliki rasa untuk dihargai, perusahaan menghargai SDMnya dengan
memberikan gaji atau kompensasi atas apa yang dikerjakannya untuk
perusahaan. Perbedaan pemberian gaji dan kompensasi yang disesuaikan
dangan tugas pokok dan fungsinya dari masing-masing SDM terkadang
merupakan hal yang sensitif. Standarisasi gaji tidak dapat diperlakukan
secara sama untuk tiap bidang keahlian dan pengalamannya dalam bekerja.
Pengelolaan SDM dimulai dari pengetahuan secara jelas dan pasti
mengenai tugas pokok dan fungsinya. Diadakannya pelatihan-pelatihan dan
pengembangan-pengembangan bertujuan untuk lebih memahirkan SDM. Menurut
(Langi, 2000) spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus
ditentukan oleh kecenderungan kebutuhan agar tetap berdaya saing global
sehingga pengembangannya dapat menghasilkan SDM yang inovatif dan
bersertifikasi, untuk mampu memanfaatkan secara optimal sumber-sumber
daya yang ada. Penutup Outsourcing
TI SDM merupakan pokok permasalahan yang utama, untuk itu perlu
dilakukan kesiapan yang baik dan rencana yang matang sebagai upaya untuk
mencegah dan mengurangi kerugian. Pengelolaan SDM agar mampu
memanajemen TI pada saat sekarang dan masa akan datang perlu mendapatkan
perhatian yang khusus, seiring dengan era globalisasi bisnis yang
semakin kompleks dan kemajuan teknologi komputer yang pesat.
Source : http://yahfiz-ujianpraktikumkomputer.blogspot.com/p/outsourcing.html
No comments:
Post a Comment