Sunday, June 1, 2014

Jenis - Jenis Penelitian

JENIS PENELITIAN

Ada banyak jenis masalah dalam pendidikan jasmani dan olahraga , dan setiap jenis masalah memerlukan cara pemecahan yang mungkin saja berbeda. Dari perspektif tujuan, penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian dasar (pure research), yang berorientasi pada penjelasan suatu fenomena, kaidah, model, atau postulat yang mendukung pengembangan teori, atau sebagai penelitian terapan (applied research) yang berorientasi pada kepentingan praktik dilapangan, seperti ,kebijakan dan pengembangan produk. Dari perspektif metodologis, penelitian dapat dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu : kuantitaif, kualitatitif , dan kombinasi antara kuantitaif dan kualitatif 
Berikut akan diuraikan jenis-jenis penelitian yang lazim digunakan dalam konteks Pendidikan Jasmani dan olahraga.

1. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel. Salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment) yang dikenakan kepada subjek atau objek penelitian.
Dalam penelitian eksperimen, seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel terikat benar-benar disebabkan adanya manipulasi pada variabel bebas. Hal inilah yang kemudian disebut validitas internal. Dalam kaitan ini, mekanisme kontrol menjadi sesuatu yang sangat penting. 

Untuk mendapatkan validitas internal memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Kesamaan perlakuan (equalization of treatment). Artinya, subjek dalam satu kelompok harus mendapat perlakuan sama dan sejauh mungkin dihindari subjek melakukan sesuatu yang mengganggu kesamaan perlakuan.
2. Peniruan perlakuan (imitation of treatment). Perlu dihindari kelompok kontrol meniru apa yang dilakukan oleh kelompok eksperimen. 
3. Adanya peristiwa tertentu (history). Eksperimen biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu , dan terkadang cukup panjang.
4. Kematangan (maturation). Seorang peneliti harus bisa memastikan bahwa andai terjadi perubahan pada variabel terikat, buka semata karena faktor kematangan, melainkan karena perlakuan yang diberikan.
5. Pretest (pretesting). Ketika seorang peneliti memilih desain yang didalamnya harus melakukan pretest-postest, maka peneliti tentu akan melakukan pretest.
6. Pengaruh instrument ( instrumentation). Instrument merupakan faktor penting dalam pengumpulan data. Karena itu, instrument perlu dikalibrasi guna memperoleh akurasi dan presisi yang optimal.
7. Pemilihan subjek yang bias (selection bias). Hal ini terjadi ketika randomisasi tidak bisa dilakukan sehingga kesetaraan antar kelompok tidak terwujud.
8. Keluar dari perlakuan (mortality). Ada kemungkinan karena bentuk perlakuan yang memberatkan atau bahkan membosankan, subjek akan memutuskan keluar dari kegiatan penelitian.
9. Pelemahan semangat (demoralization). Pembedaan yang menonjol, misalnya antara kelompok eksperimen dan kontrol, akan berkaitan dengan harga diri individu.
10. Imbangan persaingan (compensatory rivalry). Kondisi ini berkebalikan dengan demoralization.

2. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Secara umum, langakah-langkah penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan masalah
2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data
4. Menentukan sampel
5. Mengumpulkan data
6. Menganalisis data
7. Menyusun laporan penelitian

3. Penelitian Survei


Adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Ada empat ciri utama penelitian survei, yakni:
1. Menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama
2. Subjek penelitian dalam jumlah besar
3. Tidak memberikan perlakuan
4. Menggunakan logika deduktif sebagai kerangka berpikir

Pada dasarnya ada kemiripan antara penelitian deskriptif dengan penelitian survei, bedanya, dalam penelitian survei peneliti dimungkinkan untuk melakukan pengujian hipotesis. Artinya tidak sekedar menggambarkan fenomena tertentu sebagaimana pada penelitian deskriptif. Secara umum, langkah-langkah penelitian survei adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sampel atau responden
3. Menyusun kuesioner sebagai alat pengumpul data
4. Uji coba kuesioner untuk memastikan validitas dan reabilitasnya
5. Memberikan kuesioner kepada responden
6. Menganalisis data hasil survei
7. Melaporkan hasil

4.penelitian korelasional

Adalah suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut. Penelitian korelasional mendasarkan diri pada logika deduktif, yaitu dimulai dengan menggunakan sebuah teori sebagai dasar dan diakhiri dengan analisi data hasil. Teknik pengumpulan datanya bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan tes.
Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
1. Menetukan masalah
2. Menentukan sampel
3. Menyusun atau memilih instrumen pengumpul data
4. Mengumpulkan data
5. Analisis dan interpretasi data
6. Menyusun laporan

5.Penelitian Perbandingan (comparative research)
Adalah suatu penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan variabel atau ukuran-ukuran tertentu.

6.Penelitian Evaluatif
Adalah suatu penelitian yang menggunakan prosedur evaluasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Prosedur evaluasi memiliki dua kegiatan yang pokok, yakni pengukuran dan membandingkan hasil pengukuran dengan standar tertentu. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan apakah suatu program layak atau tidak, relevan atau tidak, efektif atau tidak. Secara umum, langkah-langkah dalam penelitian evaluasi dapat dipaparka sebagai berikut:
1. Penegasan mengapa penelitian evaluasi dilakukan
2. Memilih model evaluasi yang sesuai
3. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dengan penelitian
4. Penentuan aspek yang akan dievaluasi
5. Menyusun instrumen evaluasi
6. Pengumpulan dan analisi data
7. Pelaporan hasil evaluasi
7.Penelitian Pengembangan
Adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Istilah produk bisa berarti perangkat keras (hardware) seperti alat pelontar bola, modul, instrumen, alat bantu pembelajaran atau perangkat lunak (software) seperti model pembelajaran interaktif, model bimbingan dan sebagainya.
8.Penelitian Kualitatif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ada dua yang pokok, yaitu pengamatan dan wawancara. Pengamatan adalah memperhatikan objek secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. Sementara itu, wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dipilih apabila peneliti ingin memperoleh informasi kepada individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Wawancara terdiri dari wawancara bebas, wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar.
Untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian kualitatif, biasanya seorang penelitian kualitatif menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Triangulasi (triangulation) adalah mencari keabsahan data dengan melakukan pemeriksaan silang, baik melalui metode atau sumber data lain
2. Diskusi dengan teman sejawat (perdebreafing)
3. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement).
4. Pengecekan anggota (member check)

9.Penelitian Kaji Tindak (action research)
Penelitian kaji tindak, yang pada tataran tertentu juga sering disebut penelitian tindakan kelas (PTK), adalah proses penelitian bersiklus yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Ciri utama PTK adalah memperbaiki praktek PBM dari dalam secara berkelanjutan.
Masalah penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di dalam kelas, guru tidak akan lepas dari permasalahan yang timbuk dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul bisa sederhana, tapi juga bisa kompleksyang merupakan masalah yang dihadapi para siswa, ataupun yang secara umum dialami oleh para guru. Terkait dengan hal itu, langkah awal yang harus dilalui oleh peneliti dalam PTK ialah melakukan identifikasi dan membuat formulasi masalah yang memungkinkan diteliti melalui penelitian tindakan. Kedudukan perumusan formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya.

Rencana Tindakan
Berdasarkan yang telah dipilih, disusun rencana berupa skenario tindakan atau aksi untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan atau perubahan kearah yang lebih baik dari praktek pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal atau memuaskan.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana tindakan dirumuskan, peneliti melaksanakan rencana tindakan tersebut kedalam situasi yang riil. Artinya, terdapat interaksi komunikasi antar guru-siswa dan antar siswa dalam suasana pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan tindakan merupakan bagian pokok dalam PTK.
Observasi
Observasi dilakukan segera setelah kegiatan dimulai (on going process). Tujuan observasi adalah untuk mengikuti proses perubahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dimana tindakan yang dirancang dilaksanakan, serta perubahan atau hasil dampak dari adanya tindakan yang dilakukan guru.
Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dilakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan evaluasi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Hasil observasi dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan dipergunakan secara prosedur, proses serta hasil tindakan. Setelah itu, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur, apakah proses seperti yang dibayangkan dalam skenario, dan apakah hasilnya sudah memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Jika ternyata belum memuaskan dikarenakan suatu hal, maka perlu ada perancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun kembali skenario baru.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancanga n tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Dalam sebuah desain penelitian biasanya dijelaskan bagaimana data atau informasi dikumpulkan, mekanisme kontrol dilakukan, dan upaya peningkatan validitas penelitian.
Desain Eksperimen
Dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Penempatan subjek secara acak
2. Adanya perlakuan
3. Adanya mekanisme kontrol
4. Adanya ukuran keberhasilan
Ada tidaknya keempat prinsip tersebut akan sangat menentukan kualitas eksperimen yang dilakukan. Dengan dasar tersebut, desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni praeksperimen, eksperimen murni dan eksperimen semu.
Desain Praeksperimen (preexperimental design)
Desain yang masuk kategori ini dianggap lemah atau weak design karena sedikit atau bahkan ketiadaan kontrol yang dilakukan. Ketika kontrol tidak dapat dilakukan, maka ancaman terhadap validitas internal dan validitas eksternal tampak nyata, yang kemudian berujung pada kredibiltas penelitian. Karena itu, meski desain ini ada, disarankan untuk tidak digunakan.
1. The One Shot Case Study
2. One Group Pretest-Posttest Design
3. Static Group Comparison Design
Desain Eksperimen Murni (true experimental design)
Desain ini disebut eksperimen murni karena mekanisme kontrol dilakukan relatif memadai, terutama penempatan subjek secara random. Dengan penempatan subjek secara random maka, diasumsikan ada kesetaraan awaln setiap kelompok.
4. Randomized Control Group Posttest Only Design
5. Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
6. Randomized Solomon Four Group Design
7. Factorial Design
Desain Eksperimen Semu (quasi experimental design)
8. Matching-Only Design
9. Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
10. Times Series Design
11. Repeted-Treatment Design
12. Single Subject Design
Desain Non-Eksperimen
Prinsip dasar penelitian non eksperimen pada dasarnya berbeda dengan penelitian eksperimen. Ini terjadi karena pada penelitian non eksperimen lebih menekankan pada validitas eksternal. Sementara pada penelitian eksperimen lebih menekankan pada validitas internal. Pada penelitian non eksperimen, desain penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu: desain komparatif dan korelasional.
1. Desain komparatif
Pada desain komparatif, penelitian diarahkan untuk membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok lainnya.
2. Desain korelasional
Jika dalam desain komparatif tujuannya adalah membandingkan dua variabel atau lebih, maka dalam desain korelasional tujuannya adalah menghubungkan dua variabel atau lebih.
Model Hubungan Antar Variabel
Desain penelitian korelasional juga dapat ditunjukkan dengan model hubungan antar variabel. Terdapat tiga model hubungan antar variabel, yaitu:
1. Hubungan Sebab Akibat
Terjadi jika variabel yang satu menjadi penyebab variabel yang lain. Atau dengan kata lain, dalam model hubungan tersebut ada variabel yang menjadi penyebab dan ada variabel akibat.
2. Hubungan Timbal Balik
Terjadi manakala suatu variabel menjadi penyebab sekaligus akibat dari variabel yang lain.
3. Hubungan Simetris
Terjadi jika dua variabel atau lebih berhubungan, tetapi bukan dalam bentuk sebab akibat maupun timbal balik.

No comments:

Post a Comment