Wednesday, May 1, 2013

Konsep Perencanaan dan Pengedalian Proyek

PENDAHULUAN



PERENCANAAN : Suatu metode untuk membuat dasar, pola, jalur, alur yang dapat digunakan untuk tuntunan dasar kerja atau dasar pengendalian.
PERENCANAAN YANG BAIK : Perencanaan yang baik terdiri dari 2 dasar, yaitu
  1. Dasar Pelaksanaan
  2. Dasar Kontrol
Perencanaan yang baik juga menjawab 4W+1H
  • Who  =  Siapa tenaga ahlinya
  • When = Lebih ke Time Schedulenya
  • Where = Manajemen lokasi, tempat kerja
  • Why  =  Mengapa lokasinya disitu ? alasan mengapa Time schedulenya demikian ? dll
  • How  = Metode kerjanya seperti apa? ??
Perencanaan yang baik mengandung :
  1. Tujuan yang jelas   =  Global
  2. Sasaran yang jelas =  Kualitatif
  3. Target yang jelas    =  Kuantitatif
Perencanaan proyek meliputi:
  1. BIAYA   = TEPAT BIAYA = tidak boleh melebihi anggaran (TIME SCHEDULE)
  2. MUTU =  TEPAT MUTU = Tidak boleh menyalahi spesifikasi (RAP dan RAB)
  3. WAKTU =  TEPAT WAKTU =  Tidak terlambat dari schedule yang ditentukan (RKS, gambar rencana, gambar kerja)

PENGENDALIAN
Tujuan Pengendalian = Adalah usaha meminimalkan penyimpangan agar sesuai dengan perencanaan.

Pengendalian Waktu

Untuk Pengendalian waktu dapat digunakan “Time Schedule”,  dengan adanya :
  1. Kurva S –> Dengan cara UPDATING dan ANALYSIS VARIAN
  2. Bar Chart
UPDATING = Menggambarkan/memperbarui TIME SCHEDULE umumnya mingguan.
ANALYSIS VARIAN = Membandingkan varian yang lama dan varian yang baru
Macam-macam solusi apabila terjadi keterlambatan waktu :
  1. Crassprogram
  2. Re-scheduling
  3. Re-engineering
Crassprogram : program khusus jangka pendek untuk mengejar ketinggalan. Catatan : Apabila ketertinggalan belum parah.(penambahan waktu  jam kerja, penambahan tenaga kerja)
Re-scheduling : Penjadwalan ulang, digunakan apabila keterlambatan sudah banyak, butuh persetujuan owner dan pengawas.
Re-engineering : Mengubah alat kerjanya (pacul menjadi excavator) mengubah bahannya (bekisting kayu plat menjadi bondek), mengubah metodenya.
Crassprogram dapat digabung dengan Re-engineering.
Dengan pengendalian mutu yang baik maka pekerjaan akan lebih cepat selesai, sehingga keuntungan yang didapat adalah :
  1. Menghemat biaya (manajemen, tukang) tapi juga ada uang lembur, karena pekerjaan cepat selesai
  2. Tenaga ahli dapat dialihkan pada proyek lainnya

Bagaimanakah bila keterlambatan terjadi pada lintasan kritis ????????

Keterlambatan pada lintasan kritis tidak masalah apabila masih ada waktu tenggangnya, tapi dari segi prestasi kurang baik !!!!!!!!

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU

Dasar perencanaan dan pengendalian mutu adalah RKS, gambar bestek dan lain-lain.
Alat Pengendalian Mutu dengan membuat tabel daftar mutu, yang diambil dari RKS, kegunaannya adalah untuk memudahkan dalam pengendalian mutu, daripada membuka RKS yang tebal dan mencari satu per satu.
Contoh tabel daftar mutu :
Pengendalian mutu :
  1. Evaluasi  :
  2. Pengamatan : Pengamatan atau pengawasan dilakukan langsung dengan mengamati seperti pekerjaan pembesian, pengecoran dan pemasangan bekisting.
  3. Uji Laboratorium : Sampel- sampel seperti beton di uji kekuatan tekannya di laboraturium dan baja di uji kekuatan tariknya.
  4. Laporan : Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dan laporan akhir yang dilengkapi dengan foto atau video.
  5. Meeting : Meeting dilakukan mingguan, bulanan, meeting khusus, setelah ada termin, PHO (pre hand over) atau FHO (final hand over).
  • PHO (Pre Hand Over) = adalah meeting yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan.
  • FHO (Final Hand Over) = adalah meeting yang dilakukan pada akhir masa pemeliharaan
Dan juga Konsultan perencana melakukan pengawasan berkala agar tau ada spec yang tidak sesuai dengan perencanaannya.
Setiap pendatangan material harus ada ijin kerja dan sample materialnya.

Perencanaan dan Pengendalian Biaya

Dasar perencanaan biaya adalah RAB, perencanaan dan pengendalian biaya dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu :

Penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut :
  1. IDE : ide masih berupa gagasan belum direalisasikan jadi belum ada gambar dan perencanaannya adalah global.
  2. STUDI KELAYAKAN : Ide kemudian ditinjau sejauh mana kelayakannya untuk direalisasikan, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan biaya. Dengan menggunakan metode membandingkan antara proyek lama dan proyek baru dari segi mutu, index waktu, kapasitas, elemen dan lain2.
    ( penjelasan lebih detail di gambar di bawah)
  3. LAYAK : Layak berarti ide sudah teruji kelayakannya untuk direalisasikan.
  4. PERENCANAAN : Perencanaan meliputi perencanaan keuangan detail yang tidak menyimpang dari perencanaan global studi kelayakan.
  5. LELANG : Lelang dilaksanakan untuk mencari kontraktor sebagai pelaksana proyek, dengan berpedoman pada Engineer Estimate dan Owner Estimate agar kontraktor tidak sembarang menawar.
  6. PELAKSANAAN : Pengendalian keuangan owner yaitu dengan adanya jaminan dari kontraktor dan pembayaran termin yang diberikan sesuai dengan prestasi kerja kontraktor. contoh : prestasi 30% uang yang diberikan 25%.
Dari sisi kontraktor :
Dengan Penjelasan sbb :
  1. Lelang : Sebelum mengajukan penawaran harga ada baiknya pertama : mengecek harga pasar baik material, tenaga kerja dan peralatan. kedua, mengecek pajak resmi dan tidak resmi (tidak resmi ngemel dpr , dinas dll) ketiga, biaya operasional / manajemen yaitu tenaga ahli. keempat, biaya tidak terduga (transportasi, dll), kelima , perkirakan keuntungan anda umumnya 10%.
  2. Pelaksanaan : menyusun RAP yang nominalnya harus lebih kecil dari RAB agar kontraktor dapat keuntungan
OK ! semoga bermanfaat !!!!

Perencanaan Pengendalian Proyek Konstruksi (Part 1)

 
 
 
 
 
 
1 Vote

Mengapa diperlukan teknik scheduling ?????
  • Semua pekerjaan memerlukan perencanaan untuk dapat dilaksanakan dengan baik
  • Metode kerja beserta tahapannya harus dituangkan sehingga dapat dibaca dengan baik oleh pelaksana pekerjaan
  • Pekerjaan dalam bidang konstruksi mempunyai batas waktu tertentu
  • Semakin kompleks suatu proyek, kebutuhan menggunakan network planning semakin besar karena ketergantungan satu pekerjaan terhadap pekerjaan lainnya.
Sejarah singkat teknik scheduling
  1. 1917 Henry Gantt memperkenalkan Barchart
  2. 1956 CPM dikembangkan oleh Du Pont Co
  3. 1957 Charles Clark memperkenalkan CHART
  4. 1961 Prof. John Fondahl memperkenalkan PDM

BAGAN BALOK ( BAR CHART )

Keuntungan
Sederhana dan mudah dipahami
Kerugian
  • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
  • Sukar untuk mengadakan perbaikan
  • Untuk proyek berukuran besar dan bersifat  kompleks, penggunaan bagan balok tidak efektif

Gambar Bar Chart

JARINGAN KERJA ( NETWORK )

Pemakaian Jaringan Kerja :
  1. Metode Jalur Kritis ( Critical Path Method )
  2. Metode PERT ( Project Evaluation and Review Technique )
  3. Metode Presenden Diagram ( Presendence Diagram Method )
Jaringan Kerja merupakan langkah penyempurnaan metode bagan balok dengan kegunaan sebagai berikut :

  • Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks
  • Membuat perkirakan jadwal proyek yang paling ekonomis
  • Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya
Langkah awal membuat jaringan kerja adalah mengkaji lingkup proyek , kemudian menguraikannya menjadi komponen-komponennya untuk meningkatkan akurasi perkiraan kurun waktu kegiatan & logika ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan tersebut.
Membuat jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan :
1.  Ketergantungan Alamiah :
Sebagian besar ketergantungan disebabkan oleh kegiatan itu sendiri
2.  Ketergantungan Sumber Daya :
Ketergantungan diakibatkan oleh terbatasnya dana atau sumber daya
Pengaruh Cuaca
Dikenal ada 2 pendekatan untuk pengaruh cuaca, yaitu :
  1. Memasukkan faktor cuaca ke dalam masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dikaji sejauh mana kepekaannya terhadap pengaruh cuaca selama proyek berlangsung
  2. Tidak memasukkan faktor cuaca ke dalam perkiraan waktu masing-masing kegiatan tetapi memperhitungkan kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Menggambar Jaringan Kerja

Usaha menyusun urutan kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan dapat dipermudah dengan pertanyaan sebagai berikut :
  • Kegiatan apa yang dimulai terlebih dahulu
  • Mana kegiatan berikutnya yang akan dikerjakan
  • Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar
  • Perlukah mulainya kegiatan tertentu menunggu yang lain
Arrow Diagram

METODE LINTASAN KRITIS (DIAGRAM PANAH/ARROW DIAGRAM)

  • Kegiatan pada diagram panah diwakili oleh panah
  • Lingkaran yang ditempatkan pada awal dan akhir kegiatan menandakan kejadian (event) awal dan akhir (starting and finishing)


  • Kegiatan-kegiatan dihubungkan satu dengan lainnya sesuai cara yang logis untuk menunjukkan urutan konstruksi
  • Untuk menghindari jumlah kejadian yang terlalu banyak dalam jaringan, kejadian akhir dari kegiatan pendahulu adalah juga kejadian awal dari kegiatan pengikut

  • Diagram panah kadang memerlukan Dummy Activities untuk melengkapi logika jaringan, penambahan dummy bukan untuk menciptakan tambahan ketergantungan yang tidak perlu.

WAKTU KEJADIAN / EVENT TIME dan LINTASAN KRITIS (Penjadwalan Waktu)

Empat waktu kejadian untuk tiap kegiatan :
  1. Waktu mulai paling awal / earliest start date (ESD)
  2. Waktu selesai paling awal / earliest finish date (EFD)
  3. Waktu mulai paling lambat / latest start date (LSD)
  4. Waktu selesai paling lambat / latest finish date (LFD)
ESD dan EFD dihitung pertama melalui sepanjang jaringan dari awal hingga akhir (langkah ke depan / forward pass)
  • Diasumsikan bahwa proyek dimulai dari waktu yang ke 0
  • EFD dari kegiatan paling awal sama dengan ESD-nya ditambah durasinya
  • EFD dari kegiatan yang mendahuluinya kemudian menjadi ESD dari kegiatan yang mengikuti
  • EFD dari kegiatan paling akhir menunjukkan durasi total dari proyek
  • Jika dua atau lebih kegiatan pendahulu l1, l2, . . . . . . . . . , ln bertemu pada nodal awal dari kegiatan pengikut J, ESD dari kegiatan J sama dengan nilai maksimal dari EFD dari kegiatan-kegiatan pendahulu l
LFD dan LSD dihitung untuk tiap kegiatan dalam jaringan dihitung kemudian melalui sepanjang jaringan dari akhir hingga awal (langkah ke belakang / backward pass)
  • LSD dari kegiatan pengikut J menjadi LFD dari kegiatan pendahulu i
  • LSD dari kegiatan l sama dengan LFD-nya dikurangi durasinya
  • Jika dua arah atau lebih kegiatan pengikut J1, J2 . . . . . . . . Jn berasal dari nodal akhir kegiatan pendahulu l, LFD dari kegiatan l sama dengan nilai minimal dari LSD kegiatan pengikut J

Kegiatan-kegiatan dengan ESD sama dengan LSD dan EFD sama dengan LFD adalah kegiatan-kegiatan kritis.
Free Float and Total Float
  1. Kegiatan non kritis pada jaringan ditandai dengan tersedianya sejumlah tenggang waktu yang besarnya bervariasi
  2. Kegiatan tersebut tidak harus dimulai pada ESD-nya asalkan tidak terlambat hingga melebihi tenggang waktu yang tersedia atau waktu selesainya tidak melebihi LFD-nya.
  3. Tenggang waktu yang tersedia disebut sebagai Float :
    • Free Float (FF) adalah sejumlah waktudimana sepanjang itu kegiatan pada jaringan dimungkinkan mengalami penundaan tanpa menunda EFD dari kegiatan pengikut.
  • Total Float (TF) adalah sejumlah waktu dimana sepanjang itu kegiatan pada jaringan dimungkinkan mengalami penundaan tanpa menunda EFD dari seluruh proyek

No comments:

Post a Comment