Sunday, December 8, 2013

Cara Mengatasi Tawuran Pelajar

 13514096471764915640
Tawuran antar pelajar atau mahasiswa, sepertinya sudah menjadi kegiatan rutin para pelajar atau mahasiswa di Indonesia. Tawuran layaknya penyaluran identitas diri akan kemampuan dan kebanggannya terhadap diri sendiri, kelompok, atau almamater. Mereka tidak memikirkan buruknya berkelahi atau tawuran. Mereka hanya memikirkan kepentingan sesaat “Inilah Aku”.

Tawuran pelajar. Kata -kata ini sudah ada sejak dulu kala hingga kini. Herannya di era zaman modern ketika para pelajar umumnya  sudah mengkesampingkan perkelahian fisik dengan lebih fokus mengejar impian dan cita-cita dengan belajar bersungguh-sungguh mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekal masa depan, atau lebih suka mengapresiasikan dirinya lewat seni, misalnya ikut idol-idolan, lomba kreativitas remaja, ikut olimpiade sains dan teknologi, olahraga  dan lain sebagainya tapi kok tawuran masih saja ada?

Cara mengatasi tawuran di tanah air tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu keterlibatan berbagai pihak dari pelajar atau mahasiswanya sendiri, orang tua, guru atau dosen, kepala sekolah atau rektor, kepolisian, pemuka agama, tokoh masyarakat, pemerintah dan masih banyak lagi lainnya.
Penyebab tawuran antar pelajar atau mahasiswa sangat beragam, dari hal-hal sepele seperti senggolan kendaraan, rebutan pacar, saling ejek di jalan, kekalahan pertandingan olahraga, atau dendam lama yang turun temurun.
Lalu bagaimana cara mengatasi tawuran?.  Berikut cara mengatasi tawuran menurut saya :
  1. Menambah jam pelajaran keagamaan baik di sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
  2. Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ceramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
  3. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa. Sehingga tidak terpikirkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
  4. Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
  5. Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi tawuran dengan menelepon polisi atau melalui jejaring sosial facebook dan twitter melalui akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan mengendalikan suasana.
  6. Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.
  7. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.

Source : http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/28/cara-mengatasi-tawuran-504193.html


No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.