Saturday, September 7, 2013

Kualitas Jodoh dalam Islam

 
" Jodoh bukanlah tentang siapa dia, tapi bagaimana aku "

Ini menarik, Allah tidak mengatakan secara langsung dalam Al Qur'an yang mulia bahkan Nabi dengan hadistnya yang menyatakan bahwa jodoh kita telah ditulis berupa nama seseorang..
Bahwa Fulan akan berjodoh dengan Fulanah..

Beberapa dari kita juga ramai membicarakan tentang memperbaiki kualitas diri tanpa tahu apa yang mendasarinya..
Bermodal yakin pada sebuah janji Allah saja..
Bahwa perempuan baik-baik akan berjodoh dengan laki-laki baik-baik dan sebaliknya..
Tanpa mempertimbangkan lagi dan bertanya, seperti apa penilaian dan kriteria baik tersebut menurut Allah..

Meski kita telah berupaya menghapalkan aneka surat dalam quran, shalat wajib dan sunah..
Puasa senin-kamis..
Apakah kita telah dinilai seorang yang teramat baik sehingga kita pantas mendapatkan seorang bidadari atau seorang pangeran?,

Itulah yang Allah rahasiakan, bagaimana cara Allah memasangkan hamba-hamba-Nya..
Seperti pada pembuka tulisan, tak satupun dari kalimat quran dan hadist yang mengatakan bahwa jodoh telah ditetapkan berupa seseorang dengan seseorang..

Allah menjodohkan " kualitas ",,

Mari saya ajak bertamasya pikiran ala CInta Hakiki ^__^

Saya termasuk orang yang percaya bahwa kalimat al quran akan dipahami orang secara berbeda-beda tergantung pada kadar iman dan kadar ilmunya..
Serta tujuannya..

QS An Noor ayat 3

" Laki-laki berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.. "

QS An Noor ayat 26

" Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula)..
Dan wanita-wanita baik-baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik-baik (pula).…… "

Perhatikan, Allah memasangkan kualitas "

Pezina/Musyrik «——» Pezina/Musryik

Keji «——» Keji

Baik-baik «——» Baik-baik

Mukmin «——» Mukmin

Mari kita perhatikan kode dari Allah ini..
Dalam banyak kasus di masyarakat kita..
Kita menjumpai ada seorang perempuan yang baik tapi suaminya jahat amit-amit jabang bayi..

Kita juga mendapati ada seorang laki-laki yang maaf (cacat secara fisik baik itu pendek, dsb) tapi mendapatkan perempuan yang normal dan baik..

Anomali kan?, itulah Allah yang maha rahasia..
Cara kerja Allah tidak pernah bisa dipahami dengan logika manusia bukan?,
Karena logika kita sendiri diciptakan oleh-Nya..

Mari lagi-lagi saya ajak bertamasya pikiran..

Allah mengajarkan kita melalui berbagai anomali, jika kita dilahirkan normal dengan keadaan fisik yang sempurna..
Mengapa harus ada yang lahir cacat padahal Allah bisa dengan mudah melahirkan mereka dalam keadaan yang sama seperti kita..
Jawabannya : agar kita berpikir - belajar - memahami..

Sama pula dengan jodoh tadi..

Allah sama sekali tidak mengatakan bahwa SAYA akan berjodoh dengan siapa misalnya..
Tapi yang dijodohkan adalah kualitas SAYA saat ini berjodoh dengan kualitas seorang perempuan di seberang sana..

KUALITAS !

Nah, yang udah sering bicara tentang meningkatkan kualitas diri..

Ada satu hal yang sekali lagi harus dipahami dengan tepat dan dalam..
Bahwa ukuran kualitas kita bukanlah kita yang menilai, tapi Allah..
Dan kualitas itu saya pahami diukur secara menyeluruh..
Total..

Bisa jadi kamu adalah perempuan yang amat sangat menutup aurat - tilawahnya bagus - hapalannya banyak dan segala kebaikan lainnya tapi Allah menjodohkanmu pada seorang laki-laki yang sebaliknya, hafalannya buruk - bacaan qurannya kurang lancar - suka melamun..

Lantas, apakah kamu serta merta menolak semua " takdir " itu..
Maka seperti melihat sebuah daun, jika orang kebanyakan hanya melihat daun dari tampak atas, mari kita lihat daun dari bahwa dimana tulang-tulang daun begitu menonjol, permukaan yang lebih kasar daripada permukaan atasnya..

Allah menjodohkan kualitas itu secara total..
Apakah kamu melihat bahwa laki-laki tadi memiliki kebaikan dalam sisi yang lain..
Laki-laki tersebut amat bertanggung jawab pada hidupmu..
Yang setiap bertemu pada ayah-ibumu perkataannya lembut dan selalu mencium tangan mereka..

Sama halnya pada laki-laki sok idealis yang menginginkan istri layaknya Khadijah r.a.
Apakah dia telah sepadan dengan Nabi SAW?,

Jika perempuanmu ini tidak pintar memasak, pencemburu yang amat sangat, cerewet dan sangat teliti..
Agamanya belum baik, bahkan mungkin tingkat pendidikan formalnya jauh dibawahmu..
Atau gara-gara perempuan tersebut belum menutup aurat dgn baik, belum berkerudung seperti harapanmu misalnya..
Apakah kamu sebagai laki-laki serta merta menolak semua itu..
Tanpa mau sedikitpun melihat kualitasnya yang lain..
Dia yang sangat menyayangi anak-anak, dengan ketelitian dan cerewetnya dia selalu mengingatkanmu dalam hal-hal baik..
Dia tidak bisa memasak bukan sebuah masalah besar bukan?,
Kamu tetap masih bisa makan..

Ingat saja Allah itu bilang, Arrijalu Qowwamuna 'Alannisa | (QS. An Nisa : 34).

Artinya : " Kalian (laki-laki) sengaja diciptakan untuk menjadi pemimpin bagi mereka (perempuan), maka jadilah pemimpin yang baik, yang melindungi, yang membimbing, yang bijak.. "

Pemimpin yang baik juga harus mendengarkan orang yang dipimpinnya ! Bukan begitu?

Soal kualitas, itulah..
Kita harus melihat kualitas jodoh kita nanti secara menyeluruh, bukan secara parsial..
Manusia jenis kita ini lebih suka melihat seseorang dari sisi buruknya lantas dengan itu kita menggugurkan segala sisi baiknya..

Kita tentu memiliki kriteria masing-masing dan tentang seperti apa jodoh yang kita harapkan..
Ya itu manusiawi..

Mari kita perbaiki kualitas diri kita dan tetaplah berpegang teguh pada satu keyakinan..
Bahwa jodoh kita nanti adalah orang yang kualitas totalnya setara dengan kita..
Kualitas yang Allah nilai, bukan yang manusia nilai..

Terus ada yang tanya, gimana kalau cerai?,
Berpikir balik saja, berarti kualitas mereka tidak lagi setara..
Suami-istri tidak mampu mempertahankan kesetaraan kualitas secara bersama..
Cerai adalah ketika kualitas keduanya jurangnya sudah terlampau jauh..
Pernikahan adalah sebuah lembaga bagi suami-istri untuk saling dan sama-sama meng-upgrade kualitas nya..
Bukan hanya salah satu

Gimana kalo membujang sampai mati?,
Ada 2 kasus: pertama orang yang sengaja men-single-kan diri..
Menolak menikah tanpa alasan yang logis seperti sakit keras, menderita sakit menular, dan sebegainya..
Telah jelas bahwa mungkin Allah melihat bahwa kualitas dirinya telah jatuh hingga tak satupun perempuan/laki2 di muka bumi ini yang kualitasnya sama dengannya..
Nabi sendiri mengatakan bahwa, tidak termasuk umatnya bagi orang yang membenci sunahnya..

Kasus kedua, orang yang tak kunjung bertemu jodohnya meski telah berusaha mencari tapi tidak ketemu-ketemu sampai mati..
Karena hukum nikah itu bukan fardhu'ain..
Allah lebih memahami perkara ini, saya sendiri belum menemukan pemahaman yang tepat mengenai anomali yang satu ini..
Bisa jadi Allah mempersiapkan untuknya yang lain di akhirat sebagai pengganti atas keimanannya dan ketaqwaannya..
Atau wallahu'alam..
Semoga Allah melindungi saya dari dosa atas jawaban yang seenaknya ini..

Allah merahasiakan jodoh agar kita mengusahakannya kan?,
Kita mau ngambil dengan jalan halal atau haram, kitalah yang pilih..
Jodoh tidak akan tertukar, karena seolah-olah kita sendirilah yang " Menentukan " keputusan Allah tersebut..

Manusia seperti kita ini sejak lahir telah diilhami untuk memilih jalan baik atau buruk..
Saya pernah mengatakan bahwa pacaran tidak serta merta membuat jodoh itu dekat, pun jomblo tidak akan membuat jodohmu menjadi jauh..

Ingat sekali lagi. Jodoh bukanlah perkara pasangan nama, namun pasangan kualitas..
Selamat memperbaiki diri..

" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu..
Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu..
(Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui "
(QS. Albaqarah: 216)


No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.