Monday, August 26, 2013

Mengurangi Beban Hidup dengan Cara Memaafkan

Maukah Anda Mengurangi Beban Hidup?

mengurangi beban hidup
Tentu saja mau mengurangi beban hidup. Siapa yang mau hidup dengan menanggung beban yang berat? Salah satu cara untuk mengurangi beban hidup adalah dengan memaafkan. Maafkanlah, beban hidup Anda akan berkurang, dan akan akan lebih ringan dalam melangkah. Baik memaafkan diri sendiri, maupun memaafkan orang lain.
Pada kali ini, saya ingin membahas tentang memaafkan orang lain. Mungkin kita pernah disakiti, pernah dicampakan, pernah di PHK, pernah di tolak, dan sebagainya. Kemudian kita menderita dan menyalahkan orang tersebut akan penderitaan kita, yang akhirnya kita ingin balas dendam, setidaknya ingin menunjukan kalau kita lebih baik.
Namun entah kenapa, selalu saja orang beralasan untuk tidak memaafkan. Mereka selalu teriak, susah untuk memaafkan. Mereka mengatakan, memaafkan itu bisa, tetapi melupakan orang yang sudah menyakit itu tidak mungkin. Intinya mereka tetap menyimpan beban dalam diri mereka, dan tidak mau melepaskannya.
Mereka lebih memilih “kepuasan” untuk membalas, daripada kedamaian dan beban hidup yang lebih ringan. Padahal, memaafkan adalah perbuatan mulia, Allah sangat menyukai hamba-Nya yang memaafkan, namun banyak orang yang lebih menyukai dendam dalam diri.
“Kepuasan” itu datang dari hawa nafsu, tidak akan pernah membawa kepada kebaikan. Namun, jika kita mau memaafkan, beban kita berkurang dan kita akan lebih nyaman dalam bergerak. Tanpa rasa sakit, kita bisa lebih cepat, dan berenergi dalam meraih cita-cita.

Perasaan Dendam Menguras Energi

Dendam adalah emosi negatif. Setiap emosi negatif akan menguras energi kita. Energi kita akan habis tanpa gerak karena dihabiskan untuk memanaskan hati, dihabiskan untuk menahan perasaan marah.
Bukankah dendam bisa menjadi motivasi? Ya, sebagian orang ada yang menjadikan dendam sebagai motivasi. Namun, masih ada motivasi lain yang bisa kita gunakan jika kita ingin maju. Banyak orang yang sukses tanpa dendam. Mereka tetap memiliki motivasi yang tinggi meski mereka tidak dendam.
Daripada kita menghabiskan energi untuk dendam atau memendam perasaan dendam, lebih baik manfaatkan energi kita untuk bertindak. Manfaatkan energi kita untuk belajar.
Masih ada motivasi yang lain, tidak harus dari dendam. Anda bisa memiliki motivasi untuk kontribusi. Anda masih bisa memiliki motivasi demi kebahagiaan orang yang Anda cintai. Anda bisa meraih sukses luar biasa meski tanpa dendam.
Sebaliknya, sering kali dendam hanya membawa kepada kehancuran. Sebaliknya memaafkan membawa kepada kebaikan.

Jika Tidak Bisa Melupakan, Ubahlah Fokus Anda

“Saya begitu sakit hati, saya menderita begitu lama, orang-orang yang saya kasihi ikut merasakan penderitaan saya. Bagaimana saya bisa melupakan?”
Mungkin, Anda tidak akan pernah bisa melupakan. Namun Anda bisa mengubah fokus. Jika kita tidak mengubah fokus, pastinya hati kita akan terus mengarah ke peristiwa sangat emosional. Hal yang emosional memang akan selalu menarik perhatian dari hati kita. Nah, sekarang ubahlah fokus perhatian kita.
Lihatlah orang tua tercinta, bukankah kita ingin berbakti dan membahagiakan mereka? Bukan membahagiakan diri dengan kepuasan balas dendam. Apalagi jika belas dendam itu malah berbuntuk tidak baik dan membuat mereka sedih. Begitu juga dengan orang-orang lain yang kita sayangi.
Maka ubahlah fokus untuk membahagiakan orang-orang yang mencintai kita dan kita mencintainya. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan memperturutkan hawa nafsu ingin balas dendam.
Balas dendam itu tidak manis, yang jauh lebih manis adalah melihat senyum di wajah orang-orang terkasih dari keberhasilan kita.

Lepaskan Beban Dan Berlarilah Menuju Impian Anda

Kita akan sulit berlari saat beban ada dipunggung kita. Kalau pun bisa, tentu harus dengan tenaga extra. Akan lebih ringan saat kita melepaskan beban, sebab beban yang lain pun sudah banyak.
Bicara memang mudah, namun perkataan adalah awal dari tindakan. Anda tidak akan mendapatkan manfaat dengan mengatakan “berbicara memang mudah”. Akan lebih bermanfaat, jika Anda mulai merancang langkah Anda untuk hidup lebih baik.
Memang tidak mudah kawan. Memang sulit dan berat. Selanjutnya adalah pilihan Anda, tunjukan Anda memang hebat, mampu mengatasinya. Atau Anda menjadi orang yang kalah, menyerah, dan memilih jalan balas dendam. Padahal dendam juga tidak mudah. Sama-sama memerlukan perjuangan extra.
Apakah Anda memilih berjihad untuk mengalahkan hawa nafsu atau bekerja keras penuh ambisi untuk belas dendam? Keduanya sama-sama berat, namun yang pertama membawa manfaat dunia akhirat dan in syaa Allah akan berakhir baik. Membuat orang-orang yang kita cintai bahagia.

Kuncinya adalah Kemauan

Saya selalu mengatakan, kuncinya ada pada diri Anda. Anda mau memilih yang mana? Keduanya berat, tinggal Anda mau berjihad atau tidak. Saya yakin bisa. Allah akan membantu hamba-Nya. Berdo’alah dan bertawakallah kepada Allah. Anda akan mendapatkan pertolongan dan yang terbaik dari Allah jika kita melakukan kebenaran. Sementara jika kita sibuk melakukan yang salah dan dosa, kita tidak akan mendapatkan pertolongan Allah.
Jadi maafkanlah, lepaskan beban, untuk meraih hidup yang lebih baik. Yakinlah, harapan itu masih ada.


No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.