Friday, June 7, 2013

Pengertian Model Bisnis dan Model Proses Bisnis

Model bisnis

Suatu model bisinis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai[1] - baik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis, karena itu, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional.

Tinjauan

Deskripsi formal mengenai bisnis merupakan batu-bata bagi seluruh bangunan kegiatannya. Ada banyak perumusan bisnis yang berbeda-beda; tesis Alexander Osterwalder (2004)[2] mengajukan sebuah model rujukan tunggal berdasarkan kesamaan-kesamaan di antara berbagai macam perumusan bisnis.Melalui templat desain model bisnisnya itu, sebuah perusahaan dapat dengan mudah menggambarkan model bisnis mereka.

Sejarah

Sejarah singkat mengenai model bisnis, mungkin berlangsung sebagai berikut. Yang paling dikenal dan paling dasar adalah model bisnis ala pemilik toko. Buka toko di lokasi di mana pelanggan potensial mungkin berada, lalu pajang produk dan jasa di sana.
Selama bertahun-tahun, banyak model bisnis berkembang kian canggih. Model bisnis kail dan umpan (yang juga dirujuk sebagai "model bisnis gunting dan pisau cukur" atau "model bisnis produk-produk terikat") telah diperkenalkan pada awal abad ke-20. Model ini bekerja dengan menawarkan produk dasar di level harga yang rendah, seringnya dalam harga rugi (umpan), lalu mengenakan biaya untuk produk isi ulangnya, atau produk-produk dan layanan lain yang terkait. Contohnya ialah: gunting (umpan) dan pisau cukur (kail); ponsel (umpan) dan pulsa bicara (kail); printer (umpan) dan tinta isi ulang (kail); serta kamera (umpan) dan hasil fotonya (kail). Sebuah variasi menarik dari model ini adalah seorang pengembang piranti lunak yang memberikan piranti lunak pembaca dokumen secara gratis, tapi mengenakan sejumlah biaya untuk piranti lunak penulis dokumennya.
Pada tahun 1950-an, model bisnis baru telah muncul dari restoran McDonald dan perusahaan Toyota. Pada 1960-an, inovatornya ialah Wal-Mart dan Hypermarkets. Masa 1970-an menyaksikan model bisnis baru dari FedEx dan Toys R Us; 1980-an dari Blockbuster, Home Depot, Intel, dan Dell Computer; 1990-an ada Southwest Airlines, Netflix, eBay, Amazon.com, dan Starbucks. Kurang dipikirkannya persoalan model bisnis ini telah juga menjadi masalah di era perusahaan dot-com.
Kini, tipe model bisnis bergantung kepada bagaimana teknologi digunakan. Sebagai contoh, wirausahawan di dunia maya juga telah menciptakan model baru secara keseluruhan yang sepenuhnya bergantung kepada teknologi yang ada atau sedang berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi, pebisnis dapat menjangkau pasar dalam jumlah besar tapi dengan ongkos minimal.

Contoh model bisnis

Model bisnis bata dan semen
Model bisnis yang mana suatu perusahaan mengintegrasikan kehadiran offline (bata) dan online (semen). Contoh model bata-dan-semen adalah ketika toko memfasilitasi pembelian secara online, namun produk bisa diambil di toko lokal.
Model bisnis kolektif
Organisasi atau asosiasi bisnis pada umumnya dibentuk oleh sejumlah besar bisnis, pedagang atau profesional di bidang yang sama atau berkaitan, yang menyatukan sumberdaya bersama-sama, berbagi informasi atau menyediakan layanan lain bagi anggotanya.
Model potong rantai pasok
Yakni dengan menghilangkan pihak perantara dalam rantai pasok, yang dalam hal ini semisal adalah distributor, agen, atau broker. Perusahaan dalam hal ini langsung berinteraksi dengan pelanggan, semisal melalui internet. Model ini sangat erat hubungannya dengan penjualan langsung
Waralaba
Apa yang disebut dengan model bisnis waralaba adalah menggunakan kesuksesan model bisnis dari perusahaan lain telah sukses. Dalam hal ini kesuksesan pemilik waralaba menjadi kesuksesan juga bagi sang pewaralaba.
Waralaba (Inggris: Franchising;Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan[1]) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan[2]. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa[3].
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Contoh model bisnis lainnya:
  • Lelang Lelang adalah proses membeli dan menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme atau peraturan perdagangan dari pasar modal.
    Ada beberapa variasi dari bentuk dasar lelang, termasuk batas waktu, minimum atau maksimum batas harga penawaran, dan peraturan khusus untuk menentukan penawar yang menang dan harga. Peserta lelang mungkin atau mungkin tidak mengetahui identitas atau tindakan dari peserta lain. Tergantung pada lelang, penawar dimungkinkan hadir secara langsung atau melalui perwakilannya, termasuk telepon dan internet. Penjual biasanya membayar komisi kepada pelelang atau perusahaan lelang berdasarkan persentase harga penjualan terakhir.
    Sejarah lelang di Indonesia dimulai oleh East India Company yang menyelenggarakan lelang untuk teh (1750) dah masih bertahan sampai sekarang di London. Ada juga lelang tembakau Indonesia yang masih bertahan di Bremen, Jerman.
    Ada beberapa tempat yang umum digunakan sebagai tempat melelang:
  • Penjualan langsung Penjualan langsung merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen.[1] Penjualan langsung (hardsell) lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk.[2] Wujud dari penjualan langsung (hard sell) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta merchandising dan point of purchase.[2]
  • Freemium Freemium[1][2] adalah sebuah model bisnis yang bekerja dengan menawarkan layanan mendasar secara cuma-cuma, dan mengenakan biaya premium hanya untuk fitur khusus atau lanjutan. Kata "freemium" merupakan gabungan lebur yang dibuat dengan mengombinasikan dua aspek dari model bisnis ini, yaitu: free" dan "premium". Model bisnis ini populer di kalangan perusahaan Web 2.0.[3]
  • Langganan Pelanggan atau langganan merujuk pada individu atau rumah tangga, perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan dalam ekonomi. Secara spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang yang terbiasa untuk membeli barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai pendekatan, tergantung dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan bisa disebut sebagai klien, nasabah, pasien. Maknanya adalah pihak ketiga di luar sistem perusahaan yang karena sebab tertentu, membeli barang atau jasa perusahaan. Khusus untuk nasabah, istilah ini digunakan mewakili pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain.
    Dalam kegiatan usaha, seorang pemasar atau penjual, mendekati prospek. Prospek dipahami sebagai relasi bisnis yang membangun hubungan dengan perusahaan. Prospek adalah relasi yang bisa sudah menjadi pelanggan ataupun belum. Dalam pengertian yang lebih luas, relasi bisnis menyangkut hubungan bisnis dengan semua pihak ketiga di luar perusahaan. Termasuk dalam kriteria ini : penyedia/vendor, bank, atau pihak lainnya.--Adji Kasrinandi (bicara) 09:39, 29 Maret 2010 (UTC)
    Kebutuhan pelanggan dapat didefinisikan sebagai barang atau jasa yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda tingkatannya dan pengharapan pelanggan biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, iklan, pemasaran, serta bentuk komunikasi lain, baik dari pemasok maupun sumber-sumber lainnya.
    Kebutuhan maupun pengharapan pelanggan dapat ditentukan melalui wawancara, survei, perbincangan, penggalian data, atau metode-metode pengumpulan informasi lainnya. Pelanggan mungkin tak memiliki pemahaman jelas mengenai kebutuhannya. Bantuan untuk menentukan kebutuhan dapat menjadi suatu layanan yang berharga bagi pelanggan. Pada proses ini, pengharapan dapat diatur atau disesuaikan dengan kemampuan produk atau jasa tertentu.

Pengertian Pemodelan Proses Bisnis

Sebuah Pemodelan Proses Bisnis atau Business Process Modelling (BPM) adalah diagram umum yang mewakili urutan  kegiatan. Biasanya menunjukkan peristiwa, tindakan dan hubungan atau titik-titik  koneksi, secara berurutan dari ujung ke ujung. Urutan ini penting untuk sebagian besar aspek pemodelan proses bisnis, tetapi ada pengecualian untuk ini terutama di tingkat yang lebih tinggi dari suatu operasi organisasi (lihat catatan tentang urutan). Biasanya tetapi tidak harus, Pemodelan Proses Bisnis meliputi proses Teknologi Informasi (TI) dan proses orang.

Pemodelan Proses Bisnis secara implisit berfokus pada proses, tindakan dan kegiatan.  Sumber Daya yang digambarkan dalam BPM menunjukkan bagaimana mereka akan diproses. Orang (tim, departemen, dll) yang digambarkan dalam BPM menunjukkan hal apa yang mereka lakukan, untuk  apa,  dan biasanya kapan dan untuk alasan alasan, terutama ketika berbagai kemungkinan  atau  pilihan muncul, seperti pada diagram alir.

Pemodelan Proses Bisnis merupakan lintas fungsional, biasanya menggabungkan pekerjaan dan dokumentasi lebih dari satu departemen dalam organisasi. Dalam situasi lebih rumit, Pemodelan Proses juga termasuk aktivitas proses eksternal organisasi dan sistem yang dimasukkan ke dalam proses primer / utama.

Dalam organisasi besar Pemodelan Proses Bisnis untuk operasi cenderung dianalisis dan direpresentasikan secara lebih rinci daripada di organisasi kecil, karena skala dan kompleksitasnya lebih besar.Pemodelan Proses Bisnis sampai batas tertentu juga ditentukan oleh  berbagai alat komputerisasi  dan atau perangkat lunak yang digunakan dalam menerapkan metode tersebut. Metode-metode dan fitur standar dalam Pemodelan Proses Bisnis terus berkembang, yang berarti bahwa kita harus tetap berpikiran terbuka dan swelalu ingin tahu bagaimana BPM dapat digunakan.

Tujuan Pemodelan Proses Bisnis

Sebuah Diagram Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan hasil kinerja dari suatu proses. Hasil akhir dagram proses bisnis adalah perbaikan cara proses bisnis itu bekerja. Fokus perbaikan adalah pada 'nilai tambah' yang membuat layanan pelanggan dan pengalaman yang lebih baik, dan mengurangi waktu atau usaha yang terbuang.

Ada dua jenis utama dari Model Proses Bisnis:
  • - 'apa adanya' atau model awal (situasi saat ini)
  • -   situasi baru yang dituju atau diharapkan
yang digunakan untuk menganalisis, menguji, menerapkan dan meningkatkan proses.

Tujuan dari pemodelan adalah untuk menggambarkan proses lengkap, memungkinkan manajer, konsultan dan staf untuk meningkatkan aliran dan merampingkan proses.

Hasil dari proyek pemodelan proses bisnis pada dasarnya:
  • nilai pelanggan, dan
  • mengurangi biaya bagi perusahaan,
  • menyebabkan peningkatan keuntungan.
 Konsekuensi sekunder lainnya yang timbul dari Pemodelan Proses Bisnis yang sukses yakni dapat ditingkatkannya keunggulan kompetitif,  pertumbuhan pasar, dan moral staf yang lebih baik.

Tidak ada aturan mutlak untuk ruang lingkup atau luas Model Proses Bisnis .
Sebelum menetapkan  banyaknya sumber daya untuk Pemodelan Proses Bisnis pertimbangan yang tepat harus diberikan kepada kegunaannya - ajukan pertanyaan:
  • Apakah pemodelan memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang akan membenarkan waktu dan usaha?
  • Apakah pemodelan terstruktur sehingga orang akan memahami output (tidak terlalu besar dan kompleks)?
  • Apakah orang-orang memahami mengapa kita melakukannya, dan "apa untungnya bagi mereka"?
  • Seperti alat-alat manajemen lainnya, tidak ada gunanya menghasilkan model yang fantastis kompleks yang tak seorang pun dapat memahami atau menggunakannya, hanya karena agak gila menghabiskan ratusan jam menganalisis hal penting yang relatif kecil.
 Pemodelan Proses adalah metodologi yang  ampuh untuk diarahkan pada operasi yang ada manfaatnya dari perbaikan, dan bila orang yang terlibat adalah yang berkecimpung dan mendukung.



1 comment:

Kebahagiaan sejati bukanlah pada saat kita berhasil meraih apa yg kita perjuangkan, melainkan bagaimana kesuksesan kita itu memberi arti atau membahagiakan orang lain.