Analisis Lima Daya Saing Porter
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman
dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
itu sendiri menjadi perlu untuk
dianalisa.
Michael
E.
Porter
mengemukakan
konsep Competitive Strategy yang
menganalisa persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima
Kekuatan Bersaing. Secara lengkap kelima aspek atau variabel
yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut
serta penjelasannya akan
dipaparkan sebagai berikut
(Husein Umar, 2005):
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada,
misalnya
kapasitas
menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa
faktor penghambat (entry barrier) pendatang baru untuk
masuk ke dalam suatu industri, yaitu : Skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralihan pemasok (switching cost),
akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
2. Kekuatan
Tawar menawar Pembeli
Para pembeli biasanya
akan membeli barang dengan harga termurah yang dapat diperolehnya.
Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya
pembeli meminta kualitas yang lebih tinggi, pelayanan
yang lebih baik, serta yang lebih
penting harga yang lebih murah.
Kekuatan tawar-menawar
pembeli
meningkat jika terjadi situasi berikut :
1.
Pembeli membeli dalam jumlah besar
2.
Produk yang dibeli adalah
produk standar dan tidak
terdiferensiasi.
3.
Pembeli meperoleh laba yang rendah.
4.
Produk industri adalah
tidak terlalu penting
untuk produk atau jasa pembeli.
5. Pembeli
menempatkan suatu ancaman
melakukan
intergrasi ke hulu untuk membuat produk
industri.
3. Ancaman Dari Produk/
Jasa Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan
produk atau jasa pengganti.
Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi
dapat
memberikan
fungsi atau jasa
yang sama. Ancaman produk
subsitusi menjadi kuat
bilamana konsumen dihadapkan kepada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit
dan jika produk substitusi
itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya
sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
4. Kekuatan Tawar menawar
Pemasok
Pemasok dapat menekankan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas
barang yang dijualnya. Jika perusahaan
tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya,
maka
kemampuan tersebut dapat menurun
karena tindakan pemasok tadi.
Pemasok memiliki tawar-menawar jika :
1.
Didominasi oleh sedikit perusahaan.
2.
Produknya yang
dihasilkan unik.
3.
Industri tersebut
bukanlah pelanggan yang penting
dari pemasok.
4.
Pemasok
memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.
5. Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan, menurut Porter tingkat persaingan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.
Adanya beberapa
pesaing yang seimbang
2.
Pertumbuhan industri yang lambat
3.
Kurangnya diferensiasi atau switching
cost
4.
Pertambahan kapasitas yang tinggi
5.
Pesaing yang berbeda-beda
6.
Hambatan pengunduran diri yang tinggi
Gambar 2.4 Model Lima Daya Saing Porter
(Sumber : Pearce dan Robinson, 2000,86)
|
Analisa lima daya saing porter dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman dari SI/TI bagi perusahaan, dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut (Ward dan Pepard, 2002, 104) :
1. Bagaimana SI/TI meningkatkan entry barrier?
2. Bagaimana SI/TI merubah peta kompetisi?
3. Bagaimana SI/TI membuat switching cost bagi pelanggan?
4 Bagaimana SI/TI merubah kekuatan
pemasok?
5. Bagaimana SI/TI menghasilkan
produk/
jasa
pengganti?
No comments:
Post a Comment